Para penderita ini biasanya sering merasa insecure, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak percaya diri, punya ketakutan akan disakiti, dan tidak bisa berhenti merasa curiga.
Namun, si trust wound justru memiliki kemandirian dan cenderung melakukan sesuatu hal sendiri.
Abandonment Wound
Luka yang satu ini disebabkan oleh pengalaman pernah ditelentarkan oleh orang tersayang di masa kecil.
Luka ini membuat penderitanya akan membenci dirinya sendiri, membenci kesendirian, terlalu bergantung kepada orang yang dicintai, dan memiliki kecenderungan memberi toleransi pada sikap toxic.
Hal ini dikarenakan kebenciannya terhadap kesendirian dan takut ditinggalkan oleh orang yang disayangi.
Baca Juga: Inner Child: Ketika Pengalaman Masa Kecil Terbayang Hingga Masa Kini
Neglect Wound
Hampir sama dengan abandonment wound, luka yg satu ini ditimbulkan dari pengalaman pernah diabaikan.
Hal ini ditandai dengan tidak merasa bahwa dirinya berharga, punya kedulitan untuk mengekspresikan emosinya, dan tidak suka ketika ada orang lain melihat dirinya sebagai orang yang rapuh.
Tak hanya itu, penderita ini sulit merelakan sesuatu dan tertarik pada orang yang tidak menghargai atau memperhatikan dirinya.
Memang bukan hal mudah untuk berdamai dengan luka masa kecil, terutama jika luka itu amat dalam dan berat hingga menimbulkan trauma.
Inner-child wound tak hanya akan berdampak pada diri sendiri, tapi juga pada orang di sekitar kita.
Beberapa cara berikut ini bisa Anda coba untuk menempuh rasa damai pada luka masa kecil, di antaranya.
Yuk, Sahabat Sonora. Mari kita lawan rasa takut akan berjumpa kembali dengan luka inner-child. Katakan, “Aku sudah baik-baik saja, dan semua akan baik-baik sekarang.”
Hope everything will get better for you, guys.
Baca Juga: Inner Child: Ketika Pengalaman Masa Kecil Terbayang Hingga Masa Kini