Mengenali Diri Lewat Inner-Child Wound

10 Januari 2023 13:53 WIB
Illustrasi Inner Child
Illustrasi Inner Child ( )

Para penderita ini biasanya sering merasa insecure, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak percaya diri, punya ketakutan akan disakiti, dan tidak bisa berhenti merasa curiga.

Namun, si trust wound justru memiliki kemandirian dan cenderung melakukan sesuatu hal sendiri.

Abandonment Wound

Luka yang satu ini disebabkan oleh pengalaman pernah ditelentarkan oleh orang tersayang di masa kecil.

Luka ini membuat penderitanya akan membenci dirinya sendiri, membenci kesendirian, terlalu bergantung kepada orang yang dicintai, dan memiliki kecenderungan memberi toleransi pada sikap toxic.

Hal ini dikarenakan kebenciannya terhadap kesendirian dan takut ditinggalkan oleh orang yang disayangi.

Baca Juga: Inner Child: Ketika Pengalaman Masa Kecil Terbayang Hingga Masa Kini

Neglect Wound

Hampir sama dengan abandonment wound, luka yg satu ini ditimbulkan dari pengalaman pernah diabaikan.

Hal ini ditandai dengan tidak merasa bahwa dirinya berharga, punya kedulitan untuk mengekspresikan emosinya, dan tidak suka ketika ada orang lain melihat dirinya sebagai orang yang rapuh.

Tak hanya itu, penderita ini sulit merelakan sesuatu dan tertarik pada orang yang tidak menghargai atau memperhatikan dirinya.

Memang bukan hal mudah untuk berdamai dengan luka masa kecil, terutama jika luka itu amat dalam dan berat hingga menimbulkan trauma. 

Inner-child wound tak hanya akan berdampak pada diri sendiri, tapi juga pada orang di sekitar kita.

Beberapa cara berikut ini bisa Anda coba untuk menempuh rasa damai pada luka masa kecil, di antaranya.

  1. Kenali diri sendiri dan bersikap terbuka. Menerima bahwa apa pun yang telah terjadiitulah bagian dari diri dan hidup kita.
  2. Penuhi kebutuhan inner child kita. Ini disebut juga dengan reparenting inner-child. Misalnya, katakan pada diri sendiri, “tidak apa-apa untuk menangis,” atau “terima kasih sudah sampai di sini.” Namun, coba juga untuk berdamai dengan hal-hal yang tidak mungkin bisa kita ubah sekarang. Terimalah itu agar kita lebih lega.
  3. Jangan ragu untuk terus berproses. Jika luka masa kecil memengaruhi kita dalam melakukan hal-hal di kehidupan sekarang, refleksikan, dan evaluasi, kemudian atur strategi agar tidak terjebak dalam luka itu.
  4. Berbicara dengan masa lalu. Misalnya, menulis diary atau journaling, dan mengekspresikan apapun yang tengah dirasakan dari masa lalu.
  5. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Jangan ragu untuk menemui para ahli. Para ahli bisa menggunakan pendekatan tertentu yang lebih efektif untuk membantu proses healing kita akan masa lalu.

Yuk, Sahabat Sonora. Mari kita lawan rasa takut akan berjumpa kembali dengan luka inner-child. Katakan, “Aku sudah baik-baik saja, dan semua akan baik-baik sekarang.”

Hope everything will get better for you, guys.

Baca Juga: Inner Child: Ketika Pengalaman Masa Kecil Terbayang Hingga Masa Kini

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm