Menurut Marliani, Kepala SDN Sungai Jingah 5, sebelum SE dari Disdik Banjarmasin sudah lebih dulu melarang anak-anak membawa permainan itu ke sekolah.
Baca Juga: Inilah Alasan Warga Baki Sukoharjo Gelar Lomba Latto-Latto
"Sejak satu setengah minggu lalu sudah kita larang. Sebelumnya memang sempat ramai anak-anak membawa Latto-Latto ke sekolah," ungkapnya, kepada Smart FM Banjarmasin.
Ia mengakui, ada beberapa anak didiknya yang cedera akibat permainan tersebut. Sehingga pihaknya memutuskan agar permainan itu tidak lagi dilakukan di sekolah.
"Ada sempat bengkak tangan si anak dan memainkan saat jam belajar. Semoga adanya SE itu semakin memperkuat aturan yang ada," harapnya.
"Kita juga sudah menginstruksikan Wali Kelas untuk memeriksa setiap siswa yang membawa Latto-Latto agar disita. Dan tidak dikembalikan lago," tegasnya lagi.
Lebih jauh, Ia mengharapkan, agar pemerintah juga tidak memberikan contoh kepada publik dengan ikut-ikutan bermain Latto-Latto.
"Kita lihat mereka juga ikut-ikutan. Orang Tua di rumah juga diharapkan turut berperan agar mengawasi," tutupnya.
Sekedar diketahui, SE yang dikeluarkan Disdik Banjarmasin berisi dua poin.
Pertama, menginstruksikan satuan Pendidikan untuk membuat edaran tertulis yang bersifat persuasif kepada peserta didik masing-masing untuk melarang peserta didik membawa alat permainan Latto-Latto ke sekolah.
Kedua, menghimbau kepada orang tua untuk lebih mengawasi dan memastikan keamanan anak-anaknya dalam melakukan aktivitas permainan lato-lato maupun kegiatan lainnya agar tidak membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Baca Juga: Teks Doa Upacara Hari Senin di Sekolah