Setelah ditemukan oleh Kyai Brikhu, ular sawah tersebut kemudian di rawat olehnya. Hal ini karena Kyai Brikhu pernah bermimpi mengenai ular sawah yang akan menjaga anaknya kelak.
Di suatu hari, Kyai Brikhu bermimpi bahwa ular sawah tersebuty minta diberi sesajen berupa sedah ayu, yakni sirih beserta perlengkapannya, bunga, dan lampu yang harus selalu dinyalakan. Mulai saat itu, Kyai Brikhu memberikan ular sawah sesajen berupa sedah ayu.
Melihat apa yang dilakukan Dewi Sri, Batara Guru memerintahkan bidadari turun ke bumi untuk membujuk Dewi Sri agar mau menjadi bidadari di Kahyangan.
Hal tersebut disambut baik, terutama karena Dewi Sri juga melihat adiknya yang sudah kembali menjadi manusia dan menikah oleh Dewi Laksmitawahni. Di mana klelak Sadana akan diangkat menjadi dewa jika sudah memiliki anak.
Akhirnya Dewi Sri dikembalikan ke wujud aslinya, yakni seorang gadis yang cantik jelita. Sementara itu, Kyai Brikhu yang selama ini merawatnya mulai memahami bahwa ular sawah tersebut adalah Dewi Sri.
Sebelum naik menuju Kahyangan, Dewi Sri tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kyai Brikhu dan memberiknya pesan untuk memberik sesajen di ruang tengah rumahnya agar sandang dan pangan keluarganya tercukupi.
Sejak saat itulah, orang Jawa selalu menyimpan atau memajang gambar ular di kamar tengah rumah mereka sebagai lambang sosok Dewi Sri yang sudah memberikan kemakmuran dankesuburan.
Inilah sebabnya masyarakat petani Jawa sangat menghargai ular sawah dengan cara memberinya sesaji.
Demikian paparan mengenai contoh cerita mite sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Liburan Sekolah Bahasa Jawa, Singkat dan Seru!