3. Batu Menangis
Ada seorang anak perempuan yang sangat manja. Ia suka membeli barang-barang mewah padahal ibunya hanyalah seorang penjual kayu bakar. Meskipun begitu, jika ia tidak dituruti kemauannya, ia akan marah. Ia akan mulai merajuk dan menangis hingga ibunya menuruti segala permintaannya. Ia selalu meminta dibelikan ini itu tanpa memikirkan apakah ibunya memiliki uang atau tidak. Ibunya selalu berusaha sabar meskipun untuk mengumpulkan uang saja, ia harus berjalan sangat jauh dari hutan ke kota untuk menjual kayu bakarnya.
Suatu ketika, anak perempuan tersebut meminta ibunya menemaninya membeli baju baru di kota. Ia membeli baju sangat banyak dan meminta ibunya untuk membawakan semua barang belanjaannya. Ia memperlakukan ibunya seperti layaknya seorang pembantu.
Saat sedang perjalanan pulang, ada seseorang yang memanggil gadis itu. “Hai gadis cantik, sungguh cantik parasmu. Sedang bersama ibumu kah dirimu?” Tanya pemuda tersebut. Gadis tersebut merasa malu untuk mengakui ibunya yang berpakaian lusuh. Gadis itu berkata, “Bukan, dia adalah pembantuku”. Mendengar pernyataan tersebut, ibunya sangat kecewa dan sedih. Tanpa terasa sang ibu berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan, aku sangat kecewa. Aku marah mempunyai anak yang hatinya keras bagaikan batu. Lebih baik jadikan dia batu saja” Ibunya berkata demikian sembari meninggalkan anaknya sendirian. Ibu itu berlari pulang dengan hati yang sangat kecewa.
Tiba-tiba langit menggelegar, dan gadis itu berubah menjadi batu. Batu tersebut menangis dan mengeluarkan air mata, “Huhuhuh ibu maafkan aku” Begitu tangisnya. Tangisnya membesar dan membuatnya menjadi danau dengan patung anak perempuan disampingnya. Ia dikutuk menjadi batu menangis selamanya.
4. Pensil ajaib
Laila adalah seorang gadis miskin yang pandai. Sebagian besar waktunya ia gunakan untuk belajar dan juga membantu orangtuanya. Selain itu, Laila juga suka menghabiskan waktunya untuk menggambar. Sayangnya, kini ia tidak dapat menggambar lagi karena pensil yang dimilikinya sudah hampir habis dan sangat pendek sehingga tidak dapat digunakan lagi. Laila juga tidak bisa membeli pensil baru karena tidak memiliki cukup uang.
Dalam keseharian Laila, ia membantu orangtuanya memunguti plastik yang ada di jalan. Saat tengah mengambil plastik. Laila menemukan ada sebuah pensil yang tergeletak di jalan. Laila mengambilnya dengan senang, ia akan dapat menggambar lagi sepulang mencari plastik. Saat di rumah, Laila mulai mengeluarkan pensil yang ia temukan tadi di jalan. Laila mencoba menggambar bunga di kertasnya. Alangkah kaget ia ketika selesai menggambar bunga, tiba-tiba bunga tersebut menjadi bunga sesungguhnya dan tergeletak diatas kertas tempat ia menggambar.
Laila merasa kaget dan tidak percaya. Ia mulai menggambar ayam untuk memastikan apakah yang ia lihat memang nyata. Sesaat setelah ia menggambar ayam, alangkah kagetnya tiba-tiba di depannya ada seekor ayam hidup yang berkokok sangat kencang. Kini ia menyadari bahwa ia memiliki sebuah pensil ajaib. Dengan sigap ia segera menggambar berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh keluarganya. Ia menggambar beras, makanan, lauk-pauk, uang, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Saat orangtua Laila datang, alangkah kagetnya mereka melihat rumah dipenuhi banyak benda yang mereka butuhkan. Ibunya hampir menangis karena merasa sangat bahagia karena kebutuhan mereka dapat tercukupi. Meskipun begitu, Laila menggunakan pensil ajaibnya dengan bijak. Ia tidak sembarangan menciptakan benda dengan pensil ajaibnya. Ia tahu bahwa bersikap berlebihan nantinya akan menimbulkan petaka baik untuk dirinya maupun dengan keluarganya.
Baca Juga: 10 Daftar Seri Anime Isekai (Fantasi) yang Paling Lucu dan Menghibur!
5. Manusia Tak Tahu Diri
Pada zaman dahulu, hiduplah pohon besar yang kesepian. Pohon ini sudah tua dan sangat kehausan. Pohon ini berguman "ahh di sini sangatlah panas aku berharap aku bisa minum air dari sungai itu". Pohon tua ini memiliki banyak daun dan batang yang besar, pohon ini berada di hutan gersang. Pohon tua ini bernama Pak Jony.
Pada suatu hari yang terik, lewatlah seorang pemuda yang kepanasan setelah mencari kayu kemana-mana. Lalu dia melihat si pohon tua Jony sedang kepanasan juga. Maka datanglah pemuda itu kepada pak Jony, "Wahai Pak Jony saya sangat kepanasan bolehkah saya duduk disebelah bapak?". Pak Jony pun kaget dan dia sangat senang akhirnya dia mempunyai kawan berbicara "Ohh tentu saja pemuda, marilah duduk dibawah daun-daunku yang akan melayu ini".
Pemuda itu setiap hari selalu duduk di bawah daun Pak Jony setelah mencari kayu, mereka berdua selalu bercerita tentang masalah mereka. Hingga akhirnya pemuda itu tidak dapat menemukan kayu lagi, pemuda ini selalu mencari kayu untuk membakar ubi. Maka di saat malam hari, saat Pak Jony sedang tidur, dia tebang Pak Jony! "Ohh pemuda apa yang engkau lakukan bukankah kita ini teman wahai pemuda?". Maka matilah Pak Jony karena ditebang oleh pemuda yang tidak tahu diri ini.
Esok harinya, pemuda ini kembali mencari kayu dan saat ia kepanasan, dia melihat bekas dia menebang Pak Jony. Pemuda ini sekarang kesepian karena tidak mempunyai kawan berbicara dan dia sangat kepanasan oleh panas terik. Maka menyesal lah pemuda itu atas tindakan tidak tahu dirinya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.