Sonora.ID - Kerokan mungkin menjadi salah satu hal yang tidak asing lagi dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika masuk angin, tidak enak badan dan lain-lain.
Kegiatan ini sendiri dilakukan dengan menggosok bagian punggung tubuh yang sudah diolesi minyak dengan koin hingga memerah.
Sebagian orang mungkin menganggap hal ini lumrah dilakukan, karena jarang ditemukan efek buruk setelah dikerok.
Lantas, apakah ini benar? Jawabannya, Tidak.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut efek samping kerokan.
1. Infeksi kulit
Infeksi bisa terjadi saat kerokan menyebabkan luka pada punggung atau anggota tubuh lain yang dikerok. Luka ini bisa terjadi karena aktivitas kerokan yang terlalu sering atau kasar.
Selain itu, Infeksi kulit bisa terjadi jika alat kerokan yang digunakan tidak bersih atau steril.
Kulit adalah bagian terpenting sebagai pelindung pembuluh darah. Sementara kerokan biasanya dilakukan di bagian atas permukaan kulit. Kondisi ini tentu berisiko menimbulkan luka.
Baca Juga: Arti Mimpi Kerokan, Salah Satunya Bakal Sakit dalam Waktu Dekat
2. Memar
Terapi kerokan memang relatif aman dilakukan. Namun goresan koin saat kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di permukaan kulit sehingga menimbulkan memar.
Maka seringkali orang yang dikerok akan memiliki bekas memar pada kulitnya.
Jika terjadi pendarahan saat kerokan bisa meningkatkan risiko infeksi dan penularan penyakit melalui luka.
Maka dari itu penting untuk memerhatikan media yang digunakan sebagai penggores. Hindari kerokan pasca operasi enam minggu terakhir.
3. Bengkak di area yang dikerok
Proses kerokan membuat pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit yang disebut pembuluh darah kapiler, pecah. Hal ini membuat kulit jadi terlihat memar dan merah setelah terapi ini selesai dilakukan.
Pada beberapa orang, pembengkakan juga bisa muncul di area kulit yang dikerok. Umumnya, memar dan pembengkakan yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu.
4. Berisiko menimbulkan pendarahan
Kerokan tidak seharusnya menyebabkan pendarahan. Namun, jika tekanan yang diberikan di kulit dilakukan secara berlebihan, maka pecahnya pembuluh darah kapiler tidak hanya akan menghasilkan memar, tapi juga pendarahan minor.
5. Memicu penularan penyakit
Keluarnya darah dari permukaan kulit, juga membuka kesempatan terjadinya infeksi yang bisa menular melalui darah.
Risiko penularan penyakit melalui kerokan juga akan meningkat apabila koin atau alat lain yang digunakan untuk terapi ini tidak steril dan telah digunakan oleh lebih dari satu orang.