Nasabah: “Saya ingin mengajukan peminjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?”
Pegawai bank: “Bisa, bu.”
Penawaran
Pegawai bank: “Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang.”
Nasabah: “Dua-duanya sama-sama bagus, mba?”
Pegawai bank: “Iya, bu, sama-sama bagus. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 5 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 10 juta.”
Nasabah: “Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?”
Pegawai bank: “Hanya BPKB kendaraan bermotor saja, bu dan bunganya sebesar 2,5%.”
Nasabah: “Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?
Pegawai bank:”Belum bisa, bu.”
Nasabah: “Batas waktu cicilannya berapa bulan?”
Pegawai bank: “Untuk batas cicilannya selama 5 bulan.”
Nasabah: “Terima kasih atas informasinya, mba. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang.”
Persetujuan
Pegawai bank: “Apa ibu sudah benar-benar yakin?”
Nasabah: “Saya sudah yakin, mba.”
Penutup
Pegawai bank: “Terima kasih atas kehadirannya, bu. Sampai jumpa kembali.”
Nasabah: “Baik, mba. Sekali lagi saya terima kasih.”
Baca Juga: 10 Contoh Teks Deskripsi Tentang Hewan, Materi Pelajaran Bahasa Indonesia
Contoh Teks Negosiasi Non Formal
Orientasi
Seperti biasanya, setiap pagi pasti ibu akan pergi ke pasar untuk belanja harian.
Kendaraan motor yang ada di rumah selalu digunakan untuk mengantarkannya ke pasar.
Ibu sudah mempunyai toko langganan yang menurutnya lebih murah daripada toko-toko lainnya.
Singkat cerita, toko langganan ibu sedang tutup, sehingga ibu berpindah ke toko sebelahnya.
Ibu mulai mencari bahan-bahan yang akan dimasak hari ini dan besok. Ibu sempat merasa bingung karena catatan belanja lupa dibawa.
Setelah diingat-ingat kembali, Ibu ingin membeli satu kilo ayam, bahan sayur sop, bahan sambal, dan bumbu-bumbu dapur.
Ibu menyapa penjualnya dengan menanyakan beberapa harga sayuran supaya mengetahui apakah harganya sangat mahal atau tidak.
Pengajuan
Sebelum membeli bahan-bahan tersebut, ibu bertanya kepada pedagang harga dari bahan-bahan tersebut.
Ibu baru tahu kalau harga ayam sedikit lebih mahal dibandingkan dengan toko langganannya.
Tanpa berpikir panjang, ibu langsung mengajukan harga yang sesuai dengan toko langganannya.
Penjual merespon dengan jawaban santai, sehingga pengajuan ini dilanjutkan dengan tawar menawar khas ibu-ibu dan pedagang.
Penawaran
Ibu sangat dikenal ketika melakukan tawar menawar tidak pernah kalah. Ibu mulai menawar kembali harga ayam yang semula 35 ribu menjadi 32 ribu.
Pedagang pun menolak tawaran yang ibu itu dan meminta untuk menaikkan harga.
Ibu pun menolak karena dianggap harga ayam tersebut terlalu mahal. Serasa tidak mau merugi, pedagang kembali meminta untuk menaikkan harga ayam itu. Kemudian, ibu menaikkan harga ayam itu menjadi 33 ribu.
Pedagang merasa masih rugi, sehingga menawarkan harga 34 ribu, tetapi harga segitu dianggap malah oleh ibu.
Hingga pada akhirnya, ibu tidak jadi membeli ayam di toko sebelah langganannya dan berpindah ke toko lain.
Persetujuan
Proses negosiasi tidak mendapatkan titik temu, sehingga keseapakatan tidak jadi tercapai.
Pedagang kecewa karena harus kehilangan pelanggan. Sementara itu, ibu lelah karena harus berpindah toko lainnya.
Penutup
Kemudian ibu melakukan strategi jitu dengan cara pura-pura pergi supaya pedagang itu memanggilnya kembali. Tapi apalah daya, ternyata pedagang itu tidak memanggil ibu kembali.
Contoh Teks Negosiasi Non Formal
Orientasi
Winda: “Winda sangat memerlukan HP, Yah. Belikan, ya?”
Ayah: “Uang Ayah belum cukup, Win. Kan kita sudah ada telepon rumah.”
Pengajuan
Winda: “Tapi semua teman Winda sudah punya HP. Mereka jadi bisa menelepon orang tua kalau harus pulang telat dari sekolah.”
Ayah: “Kalau seperti itu, kamu seharusnya tidak perlu pulang telat.”
Winda: “Bukan cuma itu, Yah. Winda juga iri dengan mereka, karena dengan HP mereka bisa mengunduh materi pelajaran, saling mengirim tugas, bahkan diskusi juga. Jadi tidak perlu repot-repot keluar rumah.”
Penawaran
Ayah: “HP itu penting sekali untukmu, ya?”
Winda: “Benar, Yah. Apalagi guru sering memberi tugas yang harus dikirim ke grup Facebook. Atau tugas yang diunggah ke blog. Kalau Winda punya HP jadi mudah. Bisa diskusi dengan teman-teman sekaligus melihat materi langsung dari internet di HP.”
Persetujuan
Ayah: “Ya, sudah. Nanti Ayah belikan. Tapi Winda harus janji, ya.”
Penutup
Winda: “Janji apa, Yah?”
Ayah: “Janji harus belajar dengan rajin. HP-nya juga harus digunakan untuk kegiatan yang positif-positif saja.”
Winda: “Janji! Terima kasih, Yah!”
Contoh Teks Negosiasi Non Formal
Orientasi
Anak: "Ayah, setelah lulus aku mau sekolah di SMA."
Penawaran
Ayah: "Loh, kenapa di SMA, nak? Padahal ayah ingin kamu sekolah di SMK saja."
Anak: "Kok di SMK sih, Yah? Kenapa memangnya?"
Ayah: "Begini.. Di SMK itu lulusnya bisa langsung terjun ke dunia kerja."
Persetujuan
Anak: "Ohhh gitu Yah, iya deh aku setuju kalau gitu."
Penutup
Ayah: "Baguslah kalau kamu memang setuju."
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Sindiran Lucu yang Singkat Tapi Menohok!