Banjarmasin, Sonora.ID - Kabar terbaru datang dari pembuatan film Jendela Seribu Sungai (JSS).
Film yang menelan biaya sekitar Rp 6,6 miliar rupiah itu, kini sudah memasuki tahap editing akhir.
Bahkan informasi yang diterima, film ini bakal ditayangkan secara serentak di seluruh bioskop di Indonesia.
Waktunya, yakni pada tanggal 23 Juli 2023 mendatang, bertepatan dengan Hari Anak Nasional.
Baca Juga: Produksi Tuntas! Film Jendela Seribu Sungai Rilis Teaser Poster
"Kita bakal bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A)," ucap Iwan Fitriyadi, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin, baru-baru tadi.
Menurut Iwan, di tahun ini setidaknya ada 70 film Indonesia yang ditayangkan. Sebanyak 50 diantaranya film bergenre horor dan sisanya drama, dan film keluarga.
"Sepengetahuan kami, pada momen (23 Juli) itu hanya ada dua film anak-anak yang diputar. JSS dan Petualangan Sherina 2," ungkapnya.
"Jadi, mudah-mudahan dengan memanfaatkan momen itu penontonnya banyak dan jadi box office," harapnya lagi.
Lebih jauh, Ia menyampaikan, film yang digagas pada akhir tahun 2022 lalu itu, tidak ternilai harganya.
Meski tak ada dalam perjanjian penggarapan, ditekankannya bahwa film itu dibuat dengan dua tujuan.
Pertama, mempromosikan daerah dan kedua bisa jadi pemasukan alias jadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Meskipun tak ada perjanjian apapun, mudah-mudahan anggaran yang dikeluarkan paling tidak akan kembali dengan 'menjual film' itu," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Bidang Kebudayaan di Disbudporapar Banjarmasin, Zulfaisal Putera.
Ia bilang, pemilihan tanggal penayangan film JSS sudah didaftarkan Radepa Studio, selaku rumah produksi di Jakarta, yang ditunjuk disbudporapar untuk menggarap film tersebut.
"Alhamdulillah, dapat tempat di seluruh indonesia. Kami optimis film ini sukses, karena ini adalah film anak-anak," tekannya.
"Untuk premiernya, akan tayang pada tanggal 19 Juli. Bertempat di Jakarta dan Kota Banjarmasin," sambungnya lagi.
Lebih jauh, sebelum film itu bisa ditonton oleh khalayak ramai dengan membeli tiket, Disbudporapar Banjarmasin terlebih dahulu bakal menjadikan film itu sebagai aset, lalu dijual melalui sistem kontrak.
Baca Juga: Polemik Film Jendela Seribu Sungai: Terungkap Asal Muasal Dana Miliaran!
Lantas, apakah sudah ada pihak yang berminat atau ditunjuk untuk menjual film tersebut?
Zulfaisal mengatakan, bahwa hal itu belum dilakukan. Alasannya, karena untuk menunjuk hingga menyerahkan film itu tak bisa dilakukan sembarangan. Alias harus pihak yang benar-benar mengerti jaringan pemasaran.
"Tapi, kami sudah melakukan pembicaraan. Bentuk perjanjiannya seperti apa, masih kami pelajari," ujarnya.
Menurut Zulfaisal, dari bentuk perjanjian itu bisa diketahui, berapa persen penghasilan untuk distributor, berapa persen untuk pemerintah daerah.
"Itu, nanti juga dituangkan dalam peraturan wali kota (perwali). Kami tak akan bertindak sebelum adanya perwali," tekannya.
Selain itu menurutnya, film JSS nantinya tidak hanya diputar di bioskop. Melainkan juga secara streaming yang bisa diputar bertahun-tahun.
"Makanya, kontrak kami itu bukan hanya ke bioskop saja. Itulah yang membuat kami optimis bahwa penggarapan film ini akan balik modal," tuntasnya.