"Kalau harus memutar jauh, lewat jalur Trisakti. Perlu modal bahan bakar lagi," pungkasnya.
Hal senada, diungkapkan motoris klotok lainnya, Sapran. Warga Alalak ini juga mengaku tertahan dan tidak bisa menuju ke Pasar Lima, lantaran pampangan menutup badan sungai.
"Padahal biasanya ada kapal yang membersihkan sampah. Tapi kali ini tidak terlihat," ungkapnya.
Baca Juga: Lagi Banjir Rob, BPBD Banjarmasin Siapkan Lokasi Pengungsian
Sementara itu, Kepala UPTD Pemeliharaan Sungai dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Syafiq Huwaida mengungkapkan, pampangan ini datang dari daerah hulu.
"Pampangan ini terdeteksi kemarin, Selasa (31/1). Biasanya dari daerah Pengaron. Lewat Sungai Martapura lalu sampai ke Banjarmasin," ujarnya.
"Ada eceng gondok, batang pohon dan sampah rumah tangga yang kita bersihkan," sambungnya lagi.
Disisi lain, kapal Sapu-Sapu yang menjadi andalan pihaknya untuk membersihkan pampangan mengalami kendala. Alhasil, pembersihan pun dilakukan secara manual.
"Ada lima grup pasukan turbo yang kita turunkan. Di bawah jembatan Pasar Lama empat tim dan satu tim di bawah jembatan Antasari," jelasnya.
Lantas, adakah penanganan jangka panjang untuk mengantisipasi pampangan?
Terkait hal itu, Ia menyebut akan membangun perangkap ilung di wilayah Banua Anyar, untuk mengantisipasi pampangan yang masuk ke pusat kota.
"Walaupun tetap bisa lewat tapi tidak menumpuk, tertahan di Banua Anyar. Kita upayakan anggaran tahun ini juga bisa terealisasi," tutupnya.
Baca Juga: Lagi Banjir Rob, BPBD Banjarmasin Siapkan Lokasi Pengungsian