Jadi, takut kepada Allah merupakan ciri khas orang mukmin dan sifat orang bertakwa. Ia menjadi jalan bagi siapa saja yang menginginkan keselamatan di akhirat.
وَإِذَا سَكَنَ الْخَوْفُ مِنَ اللهِ فِي الْقَلْبِ أَحْرَقَ مَوَاضِعَ الْشَّهَوَاتِ فِيْهِ، وَطَرَدَ حُبَّ الدُّنْيَا عَنْهُ، وَكُلُّ قَلْبٍ لَيْسَ فِيْهِ خًوْفٌ مِنَ اللهِ فَهُوَ قَلْبٌ خَرِبٌ
Bila rasa takut kepada Allah telah menetap di dalam hati, ia akan membakar tempat-tempat syahwat di dalamnya dan mengusir cinta dunia dari hati. Setiap hati yang tidak ada rasa takut kepada Allah maka ia merupakan hati yang kosong.
مَنْ فَقَدَ الْخَوْفَ مِنَ اللهِ خَاضَ فِي الْمَعَاصِي، وَتَمَلَّكَتْهُ الشَّهَوَاتُ، وَوَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ، وَأَكَلَ الْحَرَامَ، وَارْتَكَبَ الْكَبَائِرَ، وَقَلَّ أَمْرُهُ بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهْيُهُ عَنِ الْمُنْكَرِ
Siapa saja yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah, ia akan tenggelam dalam kemaksiatan, dikuasai syahwat, terjerumus ke dalam syubhat, memakan yang haram, melakukan berbagai dosa besar dan kurang dalam memerintahkan yang makruf dan melarang dari kemungkaran.
أَحِبَّائِيْ فِي اللهِ
Saudara-saudara yang saya cintai karena Allah!
إِنَّ الْخَوْفَ إِذَا سَكَنَ الْقَلْبَ أَثَّرَ فِي الْجَوَارِحِ، فَيُثْمِرُ عَمَلاً صَالِحًا، وَقَوْلاً حَسَناً، وَسُلُوْكاً قَوِيْمًا، وَفِعْلاً كَرِيْمًا، فَتَخْشَعُ الْجَوَارِحُ، وَيَنْكَسِرُ الْفُؤَادُ، وَيَرُقُّ الْقَلْبُ، وَتَزْكُو النَّفْسُ، وَتَجُوْدُ الْعَيْنُ
Bila rasa takut kepada Allah telah menempati hati, ia akan mempengaruhi anggota badan sehingga membuahkan amal shaleh, perkataan yang baik, perilaku yang lurus dan perbuatan yang mulia. Anggota badan menjadi khusyu’, hati menjadi terpecah dan lunak, jiwa menjadi bersih dan mata sering menangis.
وَمِنْ ثَمَرَاتِهِ الْعَظِيْمَةِ فِي الدُّنْيَا
Di antara buah-buah yang agung dari rasa takut kepada Allah di dunia adalah:
أَنَّهُ مِنْ أَسْبَابِ التَّمْكِيْنِ فِي الْأَرْضِ، وَزِيَادَةِ الْإِيْمَانِ وَالطُّمَأْنِيْنَةِ
Takut kepada Allah merupakan salah satu sebab berkuasanya orang mukmin di muka bumi serta bertambahnya iman dan ketenangan.
قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ * وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
Orang-orang yang kufur berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami pasti akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu benar-benar kembali memeluk agama kami.” Maka, Tuhan mereka (para rasul) mewahyukan kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu.
Kami pasti akan menempatkanmu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang demikian itu (berlaku) bagi orang yang takut akan kebesaran-Ku dan takut akan ancaman-Ku.” [Ibrahim: 13-14]
كَمَا أَنَّهُ يَبْعَثُ عَلَى الْعَمَلِ الْصَّاِلحِ الْخَالِصِ
Takut kepada Allah akan membangkitkan amal shaleh yang murni.
قَالَ تَعَالَى: إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا * إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
Allah Ta’ala berfirman,
(Mereka berkata,) “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi rida Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu.
Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.” [Al-Insan: 9-10]
وَأَمَّا فِي الْآخِرَةِ
Sedangkan buah rasa takut kepada Allah Ta’ala di akhirat adalah:
فَإِنَّ الْخَائِفَ مِنَ اللهِ يُؤَمِّنُهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Orang yang takut kepada Allah Ta’ala akan diamankan oleh Allah Ta’ala pada hari kiamat.
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِي لَا أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِي خَوْفَيْنِ، وَلَا أَجْمَعُ لَهُ أَمْنَيْنِ، إِذَا أَمِنَنِي فِي الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِذَا خَافَنِي فِي الدُّنْيَا أَمَّنْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Nabi ﷺ bersabda, ”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ”Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan menyatukan pada hamba-Ku dua rasa takut dan aku tidak akan satukan untuknya dua keamanan. Bila dia merasa aman dari-Ku di dunia, Aku buat dia takut pada hari kiamat. Dan bila dia takut kepada-Ku di dunia , Aku beri dia keamanan di hari kiamat.”
[Hadits riwayat Ibnul Mubarok di dalam kitab Az-Zuhd (157) dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 742][i]
وَمِنْ ثَمَرَاتِ الْخَوْفِ أَنَّ الْخَائِفَ يَسْتَظِلُّ بِظِلِّ عَرْشِ الرَّحْمَنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Buah rasa takut lainnya adalah orang yang takut kepada Allah akan berteduh di naungan ‘Arsy Ar-Rahman pada hari kiamat.
فَقَدْ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيْثِ السَّبْعَةِ الَّذِيْنَ يُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ((… وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ…))، ((…وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ))، وَالْعَيْنُ الَّتِي بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ إِحْدَى الْعَيْنَيْنِ اللَّتَانِ لَا تَمَسُّهمَا النَّارُ
Nabi ﷺ telah menyebutkan hadits tentang tujuh golongan yang akan Allah berikan naungan dengan naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
”….dan lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita berkedudukan tinggi dan cantik lalu berkata ,”Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” ” …dan orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendirian lalu kedua matanya bercucuran air mata.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 1423 dan Muslim no. 1031][ii]
Mata yang menangis karena takut kepada Allah adalah salah satu dari dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka.
وَالْخَوْفُ مِنَ اللهِ سَبَبٌ لِلنَّجَاةِ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ
Takut kepada Allah merupakan sebab selamat dari keburukan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ: خَشْيَةُ اللهِ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ، وَالْعَدْلُ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبُ، وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَي))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Ada tiga perkara yang menyelamatkan: takut kepada Allah di tempat tersembunyi dan terbuka, adil di saat sedang ridha dan marah dan bersikap pertengahan di saat kaya dan fakir.”
[Hadits riwayat Al-Bazzar no. 6491 dan Ibnu Hibban di dalam Al-Majruhin 1/301, dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ no. 3039][iii]
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَالْعَدْلَ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَالْقَصْدَ فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ
Ya Allah, kami meminta rasa takut kepada-Mu dalam ghaib dan yang nampak, adil dalam saat ridha dan marah, dan bersikap pertengahan di saat kaya dan fakir.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Contoh Bahasa Arab Tentang Takut Kepada Allah
الـحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam atas nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita dan kekasih kita Muhammad ﷺ, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga Hari Pembalasan.
Adapun sesudah itu:
إِخْوَةَ الْإِسْلَامِ، لَا يَصْلُحُ مُجْتَمَعٌ مِنَ الْمُجْتَمَعَاتِ إِلَّا بِالشَّبَابِ، وَلَا يَقُوْمُ بِنَاءُ أُمَّةٍ مِنَ الْأُمَمِ إِلَّا عَلَى أَكْتَافِ الشَّبَابِ
Saudara-saudara se-Islam. Sebuah masyarakat tidak akan menjadi baik kecuali melalui para pemuda. Bangunan umat ini tidak akan berdiri kecuali di atas bahu para pemuda (karena dukungan para pemuda).
وَالَّذِي يَحْتَاجُهُ الشَّبَابُ هُوَ أَنْ يَجِدُوْا الْقُدْوَةَ الصَّالِحَةَ، وَيَجِدُوْا الرَّجُلَ الصَّالِحَ، صَاحِبَ الْعَمَلِ الصَّالِحِ، وَالْقَوْلِ الصَّالِحِ، فَيَتَّبِعُوْهُ
Yang dibutuhkan oleh para pemuda adalah mereka mendapatkan teladan yang baik, orang shalih yang beramal shalih dan berkata yang baik lalu mereka mengikutinya.
وَلَا أَنْفَعُ وَلَا أَجْدَى إِلَى هَؤُلَاءِ الشَّبَابِ مِنْ قُدْوَةٍ صَالِحَةٍ تَأْخُذُ بِأَيْدِيْهِمْ مِنْ دُرُوْبِ الضَّلَالِ وَالْأَغْلَالِ إِلَى دُرُوْبِ الْعِفَّةِ وَالطَّهَارَةِ
Tidak ada yang lebih bermanfaat dan berguna bagi para pemuda itu melebihi teladan yang baik yang menarik tangan mereka dari jalan-jalan sesat dan dari berbagai belenggu menuju jalan – jalan bermartabat dan kesucian.
وَمِنْ مَهَالِكِ الشِّرْكِ وَالْوَثَنِيَّةِ وَتَعْظِيْمِ غَيْرِ اللهِ إِلَى التَّوْحِيْدِ وَالْإِيْمَانِ، وَمِنْ مَرَاتِعِ الرَّذِيْلَةِ وَالضَّيَاعِ إِلَى بُيُوْتِ اللهِ الْعَامِرَةِ بِذِكْرِ اللهِ وَبِالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْراً
Dari tempat-tempat syirik dan keberhalaan serta pengagungan kepada selain Allah yang membinasakan menuju tauhid dan iman. Dan dari pusat-pusat kehinaan dan kerugian menuju rumah-rumah Allah yang makmur dengan dzikrullah dan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.
وَقَدْ رَفَعَ الْإِسْلَامُ مِنْ قِيْمَةِ الشَّبَابِ، وَجَعَلَ لِلطَّاعَةِ فِي أَيَّامِ الشَّبَابِ أَجْراً عَظِيْماً، حَتَّى أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَخْبَرَ أَنَّ اللهَ -تَعَالَى- يَعْجَبُ مِنَ الشَّبَابِ الصَّالِحِ الْعَابِدِ لِرَبِّهِ
Islam telah mengangkat nilai para pemuda dan memberikan pahala besar bagi ketaatan di masa muda. Rasulullah ﷺ bahkan memberitahukan bahwa Allah Ta’ala takjub kepada pemuda yang shalih yang suka beribadah kepada Tuhannya.
فَقَالَ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: (إِنَّ اللهَ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ).رواه أحمد
Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya Allah benar-benar takjub kepada para pemuda yang tidak cenderung kepada hawa nafsu dan maksiat.” [Hadits riwayat Ahmad no. 17371 dari ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan ini hadits hasan lighairihi]
وَقَدْ جَعَلَ اللهُ -تَعَالَى- طَاعَةَ الشَّابِ لِرَبِّهِ وَابِتِعَادَهُ عَنِ الْمَعَاصِي سَبَباً لِيَكُوْنَ هَذَا الشَّابُّ فِي ظِلِّ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
Allah Ta’ala telah menjadikan ketaatan seorang pemuda dan jauhnya dia dari maksiat sebagai sebab pemuda tersebut akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: (سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الإِمَامُ العَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ، أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ)
Rasulullah ﷺ bersabda,”Ada tujuh golongan yang Allah akan berikan naungan kepada mereka di bawah naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dalam ibadah kepada Tuhannya, lelaki yang hatinya terikat di masjid dan dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.
Kemudian lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita berkedudukan dan cantik namun dia menolak dengan menjawab,”Sungguh aku takut kepada Allah.” Orang yang bersedekah secara tersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya dan orang yang berdzikir kepada Alllah dalam keadaan sendirian lalu kedua matanya bercucuran air mata.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 660 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
وَقَدْ كَانَ أَنْصَارُ الْأَنْبِيَاءِ عَلَى مَرِّ التَّارِيْخِ مِنَ الشَّبَابِ، فَقَدْ كَانَ أَنْصَارُ عِيْسَى -عَلَيْهِ السَّلاَمُ- مِنَ الشَّبَابِ، وَكَانَ كَثِيْرٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- مِنَ الشَّبَابِ
Dahulu penolong para nabi sepanjang masa adalah dari kalangan para pemuda. Para penolong Isa ‘alaihis salam dari kalangan pemuda. Mayoritas sahabat Rasulullah ﷺ adalah para pemuda.
وَكَانَ الشَّبَابُ عَلَى مَرِّ التَّارِيْخِ هُمْ أَكْثَرُ النَّاسِ صَدْعاً لِلْحَقِّ، وَوُقُوْفًا فِي وَجْهِ الظَّالِمِيْنَ
Para pemuda sepanjang sejarah adalah orang-orang yang paling sering berbicara secara terang-terangan tentang kebenaran dan bersikap tegas di hadapan orang-orang yang zhalim.
وَهَؤُلَاءِ الْفِتْيَةُ؛ أَهْلُ الْكَهْفِ أَثْنَى اللهُ -تَعَالَى- عَلَى صَبْرِهِمْ وَجِهَادِهِمْ وَوُقُوْفِهِمْ فِي وَجْهِ الظَّالِمِيْنَ، فَوَصَفَهُمْ بِصِفَةِ الْإِيْمَانِ وَالْهِدَايَةِ
Mereka para penghuni gua yang Allah Ta’ala puji karena kesabaran mereka, jihad mereka dan sikap tegas mereka di hadapan orang-orang zhalim adalah para pemuda. Allah memuji mereka dengan sifat iman dan hidayah.
فَقَالَ اللهُ -تَعَالَى-: (اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ)
Allah Ta’ala berfirman,
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka. [Al-Kahfi: 13]
أَيُّهَا الشَّبَابُ، إِيَّاكُمْ أَنْ تَنْحَدِرُوْا فِي مُنْحَدَرَاتِ الرَّذِيْلَةِ، وَإِيَّاكُمْ أَنْ تَسْلُكُوْا مَسَالِكَ الْغِوَايَةِ، فَالطُّرُقَاتُ إِلَى جَهَنَّمَ كَثِيْرَةٌ، وَالطَّرِيْقُ إِلَى اللهِ -تَعَالَى- وَاحِدٌ لَا يَتَعَدَّدُ
Wahai para pemuda! Jangan sampai kalian terperosok ke dalam jurang-jurang kehinaan. Jangan sampai kalian menempuh jalan-jalan menyimpang. Jalan menuju neraka jahannam itu sangatlah banyak sedangkan jalan menuju Allah Ta’ala itu hanya satu saja tidak berbilang.
فَاحْذَرُوْا الْمُنَافِقِيْنَ وَالحَاقِدِيْنَ عَلَى دِيْنِ اللهِ -تَعَالَى-، وَاحْذَرُوْا الجَالِسِيْنَ عَلَى الطُرُقَاتِ الَّذِيْنَ يَقْذِفُوْنَ فِي عُقُوْلِهِمُ الشُّبُهَاتِ، وَفِي قُلُوْبِهِمُ الشَّهَوَاتِ
Waspadalah terhadap orang-orang munafik yang dengki kepada agama Allah Ta’ala. Waspadalah dengan orang-orang yang berada di jalanan yang melontarkan berbagai syubhat (kerancuan pikiran dan pemahaman) dalam pikiran mereka dan berbagai syahwat dalam hati mereka.
حَتَّى أَصْبَحَ فِي أُمَّتِنَا شَبَابٌ لَا يَعْرِفُوْنَ مَعْرُوْفًا، وَلَا يُنْكِرُوْنَ مُنْكَرًا، فَأَصَابَهُمْ قَوْلُ اللهِ تَعَالَى
Sampai-sampai muncul dalam umat kita ini, para pemuda yang tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang terkena firman Allah Ta’ala,
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ
Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat. [Maryam: 59]
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ، مَا أَحْوَجَ الْأُمَّةُ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ إِلَى الشَّبَابِ الّذِي يَحْمِلُ فِي قَلْبِهِ كَلِمَةَ التَّوْحِيْدِ وَيَمْضِي بِهَا، فَتَكُوْنَ هِيَ وَقُوْدُ قَلْبِهِ وَعَقْلِهِ
Ma’asyiral Muslimin ! Betapa butuhnya umat ini pada masa kini kepada para pemuda yang di dalam hatinya tertanam kalimat tauhid dan berjalan dengannya sehingga kalimat tauhid tersebut menjadi bahan bakar hati dan akalnya.
وَهِيَ الْقَائِدُ لِدَرْبِهِ، لَا شَبَابًا تَمِيْلُ بِهِمْ رِيَاحُ الشُّبُهَاتِ حَيْثُ مَالَتْ
Kalimat tauhid tersebut menjadi penuntun jalannya. Bukan para pemuda yang cenderung kepada angin syubhat kemana saja angin itu bertiup.
إِخْوَانِي الْفُضَلَاءِ، لَقَدْ حَذَّرَنَا اللهُ -تَعَالَى- مِنْ هَذِهِ الْهَفْوَةِ
Wahai saudara-saudara yang mulia! Allah Ta’ala telah memperingatkan kita dari ketergelinciran ini,
فَقَالَ: (وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ)
Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu. [Hud: 113]
وَحَذَّرَنَا رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- مِنْ أَنْ نَقَعَ فِي اتِّبَاعِ غَيْرِ الصَّالِحِيْنَ وَتَقْلِيْدِهِمْ
Rasulullah ﷺ telah memperingatkan kita dari tenggelam dalam sikap mengekor kepada orang-orang yang bukan dari kalangan orang shalih.
فَقَالَ: (لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Rasulullah ﷺ bersabda, ”Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Sampai-sampai andaikan mereka memasuki liang dhabb (binatang mirip biawak tapi lebih kecil dan bukan karnivora predator, pent) kalian pasti akan ikut memasukinya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 3456 dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu]
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Demikian adalah contoh pidato bahasa Arab dalam berbagai tema yang dilengkapi dengan artinya.