Lebih jauh, Ia menganggap, insiden tabrakan beruntun yang melibatkan unit milik jajarannya, juga dipicu kurangnya petugas kepolisian yang berjaga saat itu.
"Mungkin karena Sabtu bukan jam kerja. Biasanya ada bantuan dari pihak lantas. Sopir BPK kami mengira saat lampu merah tetap terus jalan. Ternyata tidak. Lalu terjadilah kecelakaan. Sopir juga terlalu tergesa-gesa," pungkasnya.
Terkait sarana yang dianggap tidak memadai, Muhlis pun menepisnya. Pihaknya mengklaim telah melakukan perawatan, seperti pergantian ban dan sistem yang lainnya.
"Dua bulan lalu sudah kita lakukan perawatan. Walau memang armada tangki itu sebelumnya pernah rusak. Mungkin karena terlalu semangat lalu jadi berlebihan," ungkapnya.
Dalam hal ini, pihaknya berjanji juga akan melakukan evaluasi terhadap keabsahan informasi.
Bukan tanpa sebab, di balik kejadian itu ternyata bukan kebakaran. Melainkan hanya fogging atau pengasapan di salah satu bangunan di kawasan Pramuka.
"Keabsahan informasi juga akan jadi evaluasi. Harusnya dari petugas jaga memeriksa kembali valid atau tidak informasi itu," tuntasnya.
Sebelumnya, sejumlah pengendara mobil menjadi korban tabrakan beruntun BPK Pemko Banjarmasin di kawasan Ahmad Yani 2,5. Tepatnya di simpang tiga Kuripan, Sabtu (04/2) sore.
Saat itu, mobil tangki milik DPKP Banjarmasin datang dari arah belakang pengendara, yang sedang melaju menuju lokasi informasi kebakaran di jalan Pramuka.
Sedikitnya ada lima buah mobil yang ringsek akibat tubrukan dari belakang. Paling parah, dialami sebuah mobil berjenis minibus dengan nomor plat kendaraan DA 1092 IL.
Baca Juga: Breaking News! Tabrakan Beruntun BPK Milik DPKP Banjarmasin