Di tahun 1990-1991 saat para pedagang di pasar burung, kios mereka menghadap ke terminal. Belum dialiri listrik dan masih menggunakan tintir. Mereka benar-benar merintis dari nol karena pada waktu itu kios masih kosong.
Semakin hari semakin lama akhirnya banyak pedagang lain sudah mulai menempati los-los tersebut sehingga pasar burung mulai ramai seperti sekarang.
Pasar Burung Sragen sudah ada sejak lama dan cukup dikenal banyak orang. Banyak pembeli dari Samarinda, Sumatra, Kalimantan yang puas dan memang cocok membeli burung di Sragen.
Berjualan burung terutama burung kicau mendapatkan untung yang cukup dan bisa menyambung hidup mereka dan keluarga hingga saat ini.
Sayangnya, pasar burung di Joko Tingkir akan dipindah lagi ke Kawasan Pasar Sukowati. Para pedagang saat ini masih memperjuangkan haknya agar mendapat tempat yang sesuai untuk berjualan burung.
Baca Juga: Pedagang Pasar di Sragen Keluhkan Minyak Goreng Mahal dan Langka