Sonora.ID - Memiliki berat badan yang ideal menjadi modal awal seseorang memiliki kesehatan tubuh yang baik juga. Tak heran jika pada tahun-tahun belakangan ini, banyak orang yang berusaha untuk mencapai berat badan ideal tersebut.
Salah satu cara yang sering dilakukan adalah diet. Diet itu sendiri ada berbagai jenis, termasuk yang paling terkenal yaitu Intermittent Fasting.
Meski disebut puasa, tetapi Intermittent Fasting bukan seperti puasa yang biasa dilakukan oleh Umat Muslim, karena tetap boleh minum dengan catatan tertentu.
Agar lebih jelasnya, dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia memberikan keterangan lebih lengkap terkait dengan Intermittent Fasting.
Apa itu Intermittent Fasting?
“Intermittent Fasting adalah cara kita makan yang membagi 24 jam menjadi dua waktu, waktu makan dan waktu tidak makan, jadi kita hanya makan pada waktu makan. Pembagiannya ini bisa bermacam-macam, yang paling mudah adalah 16 jam berpuasa dan 8 jam boleh makan,” ungkapnya memaparkan.
Dalam kesempatan yang sama, dirinya memberikan saran yang mudah yaitu ‘seven-eleven’, artinya jam 7 malam sudah tidak makan apa-apa hingga jam 11 siang keesokan harinya.
Pada 16 jam tersebut, kita diperbolehkan untuk minum minuman yang tidak mengandung kalori sama sekali.
Baca Juga: Boro-Boro Langsing! 4 Tren Diet dari TikTok Ini Malah Berujung Maut
“Tidak diperkenankan makan apapun, tidak diperkenankan minum apapun yang berkalori. Minuman yang tidak berkalori masih boleh, misalnya air putih hangat, es air, kopi, teh, tanpa tambahan apapun boleh,” sambung Dokter Santi.
Ketika jam makan, jam 11 siang sampai jam 7 malam, boleh makan apapun.
Jendela makan
Karena adanya batasan waktu makan tersebut, beberapa orang memutuskan untuk meninggalkan sarapan atau makan malam, hal ini dilakukan agar waktu makan tetap singkat sehingga puasa lebih menunjukkan hasil.
“Minimal waktu berpuasa itu adalah 12 jam. Jadi bisa misalnya jam 7 pagi sarapan hingga jam 7 malam, tetapi tentu efektivitasnya tidak terlalu tinggi,” jelasnya menambahkan.
Dokter Santi menyarankan, meski pada waktu makan diperbolehkan makan apapun, tetapi alangkah lebih baik jika tetap memperhatikan kalori sehingga Intermittent Fasting bisa berhasil maksimal.
Pihaknya menyarankan agar para pelaku Intermittent Fasting lebih merelakan tidak makan malam daripada tidak sarapan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 5 Jenis Sayuran yang Cocok Untuk Dikonsumsi Saat Diet