Sonora.ID - Perbedaan Sentralisasi dan Desentralisasi kerap menjadi pertanyaan yang terkait dengan sistem pemerintahan atau suatu wewenang.
Sentralisasi dan Desentralisasi yakni sistem yang memiliki sejumlah perbedaan yang bisa dilihat dari beberapa karakteristiknya, terutama soal pembagian wewenang.
Lantas, apa saja perbedaan sentralisasi dan desentralisasi?
Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan dalam buku Manajemen Publik (2007), berikut desentralisasi adalah pembagian dan pelimpahan wewenang.
Dalam sistem ini, pengelolaan pemerintahannya dilakukan dengan membagi serta melimpahkan wewenang kepada sejumlah pihak.
Sebaliknya, sentralisasi adalah sistem pengelolaan pemerintahan yang memusatkan wewenangnya hanya pada satu pihak.
Baca Juga: Perbedaan Integrasi Nasional Secara Politis dan Antropologis
Dikutip dari buku Kewirausahaan Teori dan Praktik (2019) karya Tanto Gatot dan Supardi, dalam sentralisasi, seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Adapun sistem pengelolaan pemerintahan ini pernah digunakan di Indonesia sebelum munculnya otonomi daerah.
Pada satu sisi, sentralisasi memberi keuntungan. Salah satunya perencanaan dan pengembangan peraturan jadi lebih mudah dilakukan. Kekurangan dari sistem ini adalah sulitnya proses pengambilan keputusan, terutama dalam situasi genting.
Sementara itu, kelebihan desentralisasi adalah sistem pengelolaannya jauh lebih mudah, fleksibel, juga cepat.
Untuk kekurangannya, sistem pengelolaan ini memiliki struktur pemerintahnnya yang lebih kompleks, sehingga mempersulit koordinasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, kita bisa mengetahui bahwa perbedaan sentralisasi dan desentralisasi sebenarnya terletak pada pembagian kewenangannya.
Sentralisasi berarti kewenangan dan pengelolaan pemerintahan hanya terpusat di satu pihak, biasanya pemerintah pusat.
Sedangkan pada desentralisasi, kewenangannya dibagi ke beberapa pihak, biasanya lembaga atau pemerintahan daerah.
Tujuan sistem sentralisasi
Tentunya sistem ini memiliki tujuan. Tujuan dari sentralisasi adalah:
Mencegah setiap daerah menjadi mandiri yang berpotensi pada konflik kepentingan atau bahkan memisahkan diri. Memudahkan penerapan kebijakan umum dan pelaksanaannya di setiap daerah.
Baca Juga: Perbedaan dan Penggunaan Tanda Titik Koma dan Titik Dua
Memudahkan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang secara tidak langsung menunjukkan suatu kepemimpinan yang kuat.
Contoh sistem sentralisasi
Ada beberapa contoh sistem sentralisasi di negara kita seperti:
Lembaga Keamanan Negara yaitu TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang melakukan perlindungan pada Indonesia di tiga titik yaitu darat, laut dan juga udara Bank Indonesia (BI) sebagai pusat pengaturan seluruh kebijakan moneter dan juga fiskal.
Pada sistem pemerintahan lama Indonesia di era Orde Baru yang menempatkan seluruh kekuasaan di pemerintah pusat.