Bisa disebut bahwa Presiden Jokowi sempat ‘digembleng’ untuk mempersiapkan aspek-aspek ideologis yang nantinya berguna untuk kepemimpinannya.
2. Bonding dengan rakyat
“Ada bonding antara seorang pemimpin dengan rakyat yang ditunjukan oleh Jokowi dengan blusukan, ini menjadi kultur partai. Ini karakter yang sangat penting, karena dengan turun ke bawah ini, pemimpin bisa menghadirkan kebijakan dari pintu-pintu rakyat,” tegas Hasto.
Dengan adanya ikatan dengan rakyat, seorang pemimpin mampu menjawab kebutuhan rakyatnya sehingga rakyat menjadi lebih makmur dan sejahtera.
3. Membangun citra baik secara internasional
Ketika Presiden Jokowi ‘selesai’ dengan urusan dalam negeri, dirinya bisa mengembangkan kepemimpinan dan bangsa Indonesia pada mata dunia.
“Akhirnya setelah membereskan aspek-aspek internal, Pak Jokowi akhirnya bergerak ke dunia internasional, dan kita dipercaya sebagai tuan rumah G20. Ini yang digelorakan kembali oleh Jokowi bahwa sebagai bangsa kita memiliki marwah untuk menjadi pemimpin bangsa-bangsa dunia,” paparnya.
Baca Juga: Ditanya Soal Penerus Jokowi, Sekjen PDIP: dari Rahim PDIP dan Bu Mega
Beberapa karakter Jokowi yang juga bisa menjadi pembelajaran adalah:
“Sudah kami bocorkan bahwa, calon presiden dari PDI-Perjuangan akan disampaikan Bu Mega pada tahun 2023,” ujar Hasto ketika ‘ditodong’ mengenai sosok yang dianggap mampu memiliki modal-modal tersebut.
(*Kilas Pemilu)
Berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.