Judul : Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya: Kisah Sufi dari Madura
Penulis : Rusdi Mathari
Cetakan : September 2016
Penerbit : Buku Mojok
Tebal : xviii+226 hlm.; 13×20 cm
ISBN : 978-602-1318-40-9
Baca Juga: 25 Contoh Kalimat Preposition, Lengkap dengan Fungsi, Jenis, dan Terjemahan
Pintar atau bodoh sudah seperti julukan yang melekat pada seseorang. Predikat pintar atau bodoh adalah subjektivitas seseorang yang tampak seperti objektivitas dengan fakta yang sebenarnya bisa dibantah. Orang-orang berlomba-lomba disebut pintar dengan segala cara yang terkesan dipaksakan. Memiliki jabatan yang tinggi berarti pintar, memiliki kekayaan yang berlebih berarti pintar, sekolah tinggi berarti pintar. Dengan semua itu, yang ‘pintar’ dengan mudah menJudge yang lain dengan predikat ‘bodoh’. ‘Pintar’ seolah menghadirkan sesuatu yang paling benar dan sempurna, sehingga patut dijadikan contoh yang menciptakan mayoritas dan menyalahkan yang minoritas.
Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya adalah antologi artikel Rusdi Mathari yang dimuat di situs web Mojok.co sebagai serial Ramadan dua tahun berturut-turut, yakni 2015 dan 2016. Artikelnya disampaikan dalam bentuk cerita pendek yang realis, dengan latar belakang masyarakat muslim Indonesia dengan budaya beragamanya saat ini.
Rusdi Mathari menghadirkan tokoh Cak Dlahom, Mat Piti, Romlah, dan Bunanali meskipun tokoh tersebut bukanlah rekaan mandiri dari Rusdi. Nama-nama tokoh tersebut diambil dalam cerita-cerita humor surabayan. Kurang lebih seperti tokoh Mukidi, yang belakangan kembali populer. Kemiripan gaya Rusdi dengan Dhalom-nya dan Cak Nun dengan Markesot-nya disebabkan oleh strategi yang sama-sama dikutip dari gaya bertutur humor-humor berfragmen pendek. Nama Dhalom sendiri diambil dari diksi Jawa Timur yang kira-kira artinya ‘agak bodoh’.