Sonora.ID - Apa yang dimaksud dengan teks explanation itu? Mengutip dari buku Trik Cerdas Bank Soal Bahasa SMA, explanation text adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan dengan fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya yang biasanya berasal dari pertanyaan penulis terkait kenapa dan bagaimana terhadap suatu fenomena.
Seperti halnya jenis teks lainnya, explanation text juga memiliki tujuan yang khusus yakni untuk menerangkan proses-proses yang terjadi dalam pembentukan atau kegiatan yang terkait dengan fenomena yang dijelaskan.
Struktur Explanation Text
Selain itu, teks ini juga mengandung struktur atau generic structure yang membangunnya di antaranya adalah sebagai berikut.
Setelah memahami hakikat dari explanation text, kamu pun dapat menyimak kumpulan contoh explanation text tentang budaya atau culture di bawah ini, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Contoh Report Text tentang Kucing beserta Struktur dan Artinya
Contoh Explanation Text tentang Budaya
Contoh 1
Padusan
General statement
The physical preparations made by Muslims to enter the month of Ramadan have been carried out for a long time to get a fit body. In addition, there is inner preparation with the aim of purifying oneself so that the practice is maximized.
Sequenced of explanation
Various regions in Indonesia have traditions to welcome Ramadan, such as “padusan” which is practiced by the people of Central Java and Yogyakarta. Padusan comes from the word adus which means to bathe. The purpose of doing padusan is to welcome the month of Ramadan with a pure self and a clean body and soul. Padusan is an ancestral heritage that has been passed down from generation to generation. Padusan is done by bathing or bathing in wells or springs. Padusan philosophy is a medium for self-introspection on mistakes that have been made in the past. Padusan activities are very unique and even able to attract the interest of the public and domestic and foreign tourists.
Closing
Padusan should be carried out in a quiet atmosphere to raise self-awareness so that you become a better person than before.
Terjemahan:
Persiapan fisik yang dilakukan umat muslim memasuki bulan Ramadhan dilakukan sejak lama untuk mendapatkan tubuh yang bugar . Selain itu, ada persiapan batin dengan tujuan menyucikan diri agar amalan yang dilakukan semakin maksimal.
Berbagai daerah di Indonesia mempunyai tradisi untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, seperti “padusan” yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Padusan berasal dari kata adus yang artinya mandi. Tujuan dilakukannya padusan adalah untuk menyambut bulan Ramadhan dengan diri yang suci dan jiwa dan raga yang bersih. Padusan adalah warisan leluhur yang dilakukan secara turun temurun. Untuk melakukan padusan, seseorang berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Filosofi padusan sebenarnya adalah media untuk introspeksi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan pada masa lalu. Kegiatan padusan sangat unik bahkan mampu menarik minat masyarakat dan wisatawan domestik hingga mancanegara.
Padusan sebaiknya dilaksanakan dalam suasana yang sepi untuk memunculkan kesadaran diri agar menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Contoh 2
Why was The Eiffel Tower Built?
General statement
When talking about the wonders of the world, the Eiffel Tower is one of them. But many of us don't know the history of the tower or why it was built. The tower in particular is said to be one of the most famous buildings in the world.
Sequenced of explanation
The Eiffel Tower was built primarily for the Universal Exposition. In 1889 it was called the Paris Exposition. The exhibition was held to commemorate the 100th anniversary of the French Revolution.
The purpose of building the Eiffel Tower in such a structure was to show the world the advancement of French technology and beauty. The Eiffel Tower was designed by Gustave Eiffel. The name of the tower seems to come from the last name of the designer, "Eiffel".
Another reason the tower was built was for scientific progress. Few people were aware of it, but the Eiffel Tower had become a technological landmark. A unique and well-known building, many experiments on temperature, pressure and pendulums have been carried out.
Closing
Additionally, the Eiffel Tower was used as a radio tower. Many experiments were conducted on the Eiffel Tower to improve radio transmission. At one point, the Eiffel Tower was proposed to be demolished, but it was not demolished because the tower had a promising future as a radio tower.
Terjemahan:
Jika berbicara tentang keajaiban dunia, Menara Eiffel adalah salah satunya. Tetapi banyak dari kita tidak tahu sejarah menara atau mengapa menara itu dibangun. Menara khususnya dikatakan sebagai salah satu bangunan paling terkenal di dunia.
Menara Eiffel dibangun terutama untuk Pameran Universal. Pada tahun 1889 itu disebut Pameran Paris. Pameran ini diadakan untuk memperingati 100 tahun Revolusi Perancis. Tujuan membangun Menara Eiffel dalam struktur seperti itu adalah untuk menunjukkan kepada dunia kemajuan teknologi dan keindahan Prancis.
Menara Eiffel dirancang oleh Gustave Eiffel. Nama menara tersebut sepertinya berasal dari nama belakang sang desainer, "Eiffel". Selain itu, alasan lain menara ini dibangun adalah juga demi kemajuan ilmu pengetahuan ke depannya.
Hanya sedikit orang yang menyadarinya, tetapi Menara Eiffel telah menjadi struktur yang kuat dalam hal sains dan teknologi. Sebuah bangunan yang unik dan terkenal ini banyak eksperimen suhu, tekanan dan bandul telah dilakukan. Menara Eiffel juga sempat digunakan sebagai menara radio.
Banyak percobaan dilakukan di Menara Eiffel untuk meningkatkan transmisi radio. Pada satu titik, Menara Eiffel diusulkan untuk dihancurkan, tetapi tidak dihancurkan karena menara memiliki masa depan yang menjanjikan sebagai menara radio.
Baca Juga: 7 Contoh Descriptive Text tentang Tempat Bersejarah yang Singkat
Contoh 3
Tedhak Siten
General statement
The traditional ceremony in Java that is still preserved today is the Tedhak Siten. It comes from the word Tedhak which means “down” or to set foot and Siten or siti which means “land”. Tedhak siten is a tradition of setting foot on the ground for a child for the first time when the child is 7 eight Javanese calendar months or 8 months of calendar. The community has the notion that land has magical powers.
Sequenced of explanation
The Tedhak Siten tradition with all its features has a symbol that children need parental guidance. Uba Rampe or equipment needed in Tedhak Siten is jadah or a kind of cake made of glutinous rice, ladders made of sugar cane, cages (usually used are chicken cages) filled with writing instruments, toys of various shapes. Water for washing and bathing children, grilled chicken, plantains, Udhik-udhik, market snacks, various types of jenang and tumpeng complete with ware and yellow rice.
The series of activities that need to be carried out at Tedhak Siten are cleaning the feet. The process is carried out by the parents by holding the child and washing his feet thoroughly. It means, when a child starts to step on the ground, he needs to do it with a pure heart. The second process is to go through the seven jadah with the colors red, white, green, yellow, blue, pink, and purple to represent the various difficulties. The hope is that later the child will be able to overcome life’s difficulties and get help from God. In the next procession, which is climbing the steps made of sugar cane, the child is expected to be able to face his life’s journey to the top with the support of his parents.
After that, there is a procession of putting the child in a cage that contains various kinds of objects, it is depicted that later the items taken by the child will describe the profession that will be undertaken. There is also a procession of bathing the child using water taken by the parents at night around 10-24 p.m., then letting it sit or condensing it until it is exposed to the sun. When bathing, water is given flowers in the hope that the child can make the family proud. The next stage is to give the udhik-udhik or coins mixed with various flowers and then distribute them to children and adults with the hope that when the child grows up and gets a fortune, he will share it.
Closing
The traditional ceremony of Tedhak Siten in one region to another may be different. For example in terms of the procession or the tools used. However, the goal remains the same and does not eliminate the intention of implementing adat.
Terjemahan
Upacara adat yang ada di Jawa yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Tedhak Siten. Tedhak Siten berasal dari kata Tedhak yang artinya “turun” atau menapakkan kaki dan Siten atau siti yang artinya “tanah”. Tedhak siten merupakan tradisi menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak yang pertama kali saat usia anak 7 lapan kalendar jawa atau 8 bulan kalender masehi. Masyarakat mempunyai anggapan bahwa tanah memiliki kekuatan gaib.
Tradisi Tedhak Siten dengan segala kelengkapannya mempunyai simbol bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua. Uba Rampe atau perlengkapan yang diperlukan dalam Tedhak Siten adalah jadah atau sejenis kue dari beras ketan 7 (tujuh) yang berwarna warni, tangga yang terbuat dari tebu, kurungan (biasanya yang digunakan adalah kurungan ayam) yang di dalamnya diisi alat tulis, mainan berbagai bentuk, air untuk membasuh dan memandikan anak, ayam panggang, pisang raja, udhik-udhik, jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan, serta tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning.
Rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan pada Tedhak Siten adalah membersihkan kaki. Proses tersebut dilakukan orang tua dengan menggendong anak dan membasuh kakinya sampai bersih. Maknanya, saat anak mulai menapaki tanah, ia perlu melakukannya dengan hati yang suci. Proses kedua adalah melewati tujuh jadah dengan warna merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu untuk menggambarkan kesulitan yang beragam. Harapannya, nantinya anak bisa mengatasi kesulitan hidup dan mendapat pertolongan dari Tuhan. Dalam prosesi selanjutnya, yaitu menaiki tangga dari tebu, sang anak diharapkan mampu menghadapi perjalanan hidupnya hingga mencapai puncak dengan adanya dukungan orang tua.
Setelah itu, terdapat prosesi memasukkan anak dalam kurungan yang berisi berbagai macam benda, digambarkan bahwa nantinya barang yang diambil anak akan menggambarkan profesi yang akan dijalani. Ada pula prosesi memandikan anak menggunakan air yang diambil oleh orang tua pada malam hari sekitar pukul 22-24, kemudian didiamkan atau diembunkan sampai terkena sinar matahari. Saat memandikan, air diberi bunga dengan harapan agar anak bisa mengharumkan keluarga. Tahapan selanjutnya adalah memberikan udhik-udhik atau uang logam yang dicampur dengan bermacam-macam bunga kemudian disebar kepada anak-anak dan orang dewasa dengan harapan agar saat anak dewasa dan mendapatkan rezeki, ia mau berbagi.
Upacara adat Tedhak Siten di satu daerah dengan daerah yang lain mungkin saja berbeda. Contohnya dalam hal prosesi ataupun alat-alat yang dipakai. Namun, tujuannya tetap sama dan tidak menghilangkan maksud pelaksanaan adat.
Contoh 4
How Climate Influences Culture
General statement
Climate is a key factor in determining the cultural practices and lifestyles of people around the world. Different cultures are adapted to their local climate and have developed ways of life that are based on their environment.
Sequenced of explanation
Climate influences the type of clothing people wear, the way they build their homes, the type of food they eat, and even their religious beliefs. People living in hot and dry climates, for example, often wear light clothing and build homes with thick walls to keep cool. People living in cold climates, on the other hand, may wear heavier clothing and build homes that are well-insulated to keep warm.
Climate also affects the type of food people eat, as certain crops are better suited for different climates. For example, people in hot climates may rely on crops such as rice and grains, while people in cold climates might depend on root vegetables like potatoes and turnips.
Closing
Culture and climate are inextricably linked and understanding the connection between the two can provide valuable insight into how people around the world live.
Terjemahan:
Iklim adalah faktor kunci dalam menentukan praktik budaya dan gaya hidup orang-orang di seluruh dunia.
Budaya yang berbeda disesuaikan dengan iklim lokal mereka dan telah mengembangkan cara hidup yang didasarkan pada lingkungan mereka.
Iklim memengaruhi jenis pakaian yang dikenakan orang, cara mereka membangun rumah, jenis makanan yang mereka makan, dan bahkan keyakinan agama mereka.
Orang yang tinggal di iklim panas dan kering, misalnya, sering memakai pakaian tipis dan membangun rumah dengan dinding tebal agar tetap sejuk. Sebaliknya, orang yang tinggal di iklim dingin mungkin mengenakan pakaian yang lebih tebal dan membangun rumah yang
terinsulasi dengan baik agar tetap hangat.
Iklim juga memengaruhi jenis makanan yang dimakan orang, karena tanaman tertentu lebih cocok untuk iklim yang berbeda. Misalnya, orang di iklim panas mungkin
bergantung pada tanaman seperti beras dan biji-bijian, sedangkan orang di iklim dingin mungkin bergantung pada umbi-umbian seperti kentang dan lobak.
Budaya dan iklim saling terkait erat dan memahami hubungan antara keduanya dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana orang di seluruh dunia hidup.
Baca Juga: 20 Contoh Soal Narrative Text Lengkap dengan Kunci Jawabannya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.