Sonora.ID – Berikut ini penjelasan mengenai sebelas jenis tembang macapat yang perlu diketahui.
Tembang macapat merupakan warisan budaya Jawa yang memiliki aturan-aturan tertentu.
Tembang diartikan sebagai lirik atau sajak yang memiliki irama nada sehingga dalam bahasa Indonesia disebut lagu.
Sedangkan macapat adalah puisi tradisional dalam bahasa Jawa yang disusun dengan menggunakan aturan tertentu.
Terdapat sebelas nama tembang macapat yang memiliki pengertian dan maknanya sendiri-sendiri.
Yuk langsung saja simak ulasan lengkapnya berikut ini:
1. Tembang Maskumambang
Maskumambang berasal dari dua kata yaitu mas dan kumambang yang berarti emas terapung.
Tembang macapat ini menceritakan tahap pertama dalam perjalanan hidup manusia. Maskumambang melambangkan anak yang masih dalam kandungan.
Tembang maskumambang banyak berusu nasehat kepada anak untuk berbakti kepada orang tua.
2. Tembang Mijil
Mijil memiliki makna keluar. Ketika anak manusia terlahir dari tahim ibunya, tembang mijil sering digunakan untuk memberi nasihat dan ajaran kepada manusia agar selalu kuat dalam menjalani kehidupan.
Baca Juga: Penjelasan dan Contoh Tembang Macapat Bahasa Jawa, Jumlahnya Ada 11!
3. Tembang Sinom
Sinom berarti daun yang muda. Tembang macapat sinom melukiskan masa muda, masa yang indah, serta masa penuh dengan harapan dan angan-angan.
Tembang macapat sinom berisi nasihat, rasa persahabatan, dan keramahtahamahan.
4. Tembang Kinanthi
Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun ‘bimbing’ yang berarti bahwa kita membutuhkan tuntunan atau bimbingan.
Tembang macapat yang satu ini mengisahkan seorang anak yang membutuhkan tuntunan menuju jalan yang benar.
5. Tembang Asmaradana
Tembang macapat Asmaradana berasal dari asmara dan dahana api yang berarti cinta kasih.
Tempang ini mengisahkan perjalanan hidup manusia yang berada pada tahap memadu cinta kasih dengan pasangan hidupnya.
6. Tembang Gambuh
Gambuh memiliki arti cocok atau jodoh. Tembung macapat yang satu ini digunakan untuk menyampaikan cerita dan nasihat kehidupan.
7. Tembang Dhandhanggula
Kata dhandhanggula berasal dari kata ‘dhangdhang ‘berharap’ atau ‘mengharapkan’, tetapi ada pula yang mengatakan berasal dari kata gegadhangan yang berarti ‘cita-cita’, ‘angan-angan’, atau ‘harapan’. Kata gula menggambarkan rasa manis, indah, atau bahagia.
Dengan begitu, tembang ini memiliki makan berharap kepada sesuatu yang manis. Tembang ini digunakan sebagai tembang pembuka yang menjabarkan berbagai ajaran kebaikan serta ungkapan rasa cinta dan kebahagiaan.
Baca Juga: 7 Contoh Tembang Asmaradana Berbagai Tema, Lengkap dengan Artinya
8. Tembang Durma
Tembang Durma seringkali digunakan untuk menggambarkan sifat amarah, berontak, dan nafsu untuk berperang.
Tembang ini menunjukkan sifat manusia dengan watak yang sombong, angkuh, serakah, suka mengumbar hawa nafsu, dan mudah emosi.
Tembang durma sering berisi nasehat agar berhati-hati dalam meniti kehidupan.
9. Tembang Pangkur
Pangkur bisa disamakan dengan kata mungkur yang artinya ‘undur diri’. Tembang pangkur menggambarkan manusia yang sudah tua dan sudah mulai banyak kemunduran dalam fisiknya. Badannya mulai lemah dan tidak sekuat pada saat usia muda.
10. Tembang Megatruh
Kata megatruh berasal dari kata megat ‘pisah’ dan ruh ‘nyawa’ sehingga megatruh dapat diartikan ‘berpisahnya ruh dari tubuh manusia’. Makna yang terkandung dalam tembang megatruh adalah saat manusia mengalami kematian.
Tembang ini berisi nasihat bahwa setiap orang sudah sebaiknya untuk mempersiapkan diri menuju alam yang kekal abadi.
11. Tembang Pucung
Kata pucung atau pocong ditafsirkan sebagai orang meninggal yang sudah berada di alam kubur. Tembang macapat pucung diibaratkan tahapan terakhir dalam kehidupan manusia, yaitu berada di alam baka.
Baca Juga: 20 Contoh Tembang Durma dalam Bahasa Jawa
Sumber: beritadiy.pikiranrakyat