"Kami berharap ada solusi dari pihak terkait. Semua sudah tahu, bahwa sopir angkutan logistik seperti kami ini memiliki kepentingan banyak untuk masyarakat," tekannya.
Hal senada juga diutarakan sopir angkutan lainnya, Marwan. Ia bilang, dalam satu kali mengantre dirinya hanya bisa mendapatkan BBM sebanyak 130 liter.
Sementara dengan jumlah demikian, tak akan cukup untuk sekali perjalanan jarak jauh. Berbeda bila hanya di dalam kota.
Berapa sebenarnya keperluan para sopir? Ia bilang, tergantung jarak atau tujuan.
"Misalnya tujuan Puruk Cahu atau Muara Teweh, setidaknya memerlukan tiga hingga empat kali pengisian bahan bakar. Semoga ada solusi terkait hal ini," harapnya.
Terpisah dikonfirmasi awak media, Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin, Slamet Begjo mengaku tak bisa berbuat banyak terkait hal itu.
Pasalnya yang diributkan adalah tentang hak siapa yang mendapatkan BBM bersubsidi dan siapa yang tidak.
Baca Juga: Ekonom: Fluktuasi Harga BBM Nonsubsidi Untungkan Masyarakat
Sementara Pemko Banjarmasin, menurutnya sudah pernah mengatur hal tersebut. Lalu, dalam pelaksanaannya, sejauh ini baik-baik saja.
"Tapi, menurut informasinya, ada yang tidak berhak, namun ikut mengantre. Lalu, yang mestinya dapat bbm justru tak dapat," ujarnya, (13/3).