Tari klasik ini awalnya ditarikan oleh penari tunggal laki-laki, namun sekarang tari ini juga dapat ditarikan oleh penari perempuan dengan menggunakan properti berupa sayap khas dari tokoh pewayangan dan kuluk hanoman.
Tari Gambir Anom diketahui mengandung kisah romansa seorang Irawan Putra Arjuna yang tengah jatuh cinta pada seorang perempuan.
3. Tari Dolalak (Purworejo)
Nama tarian ini diambil dari not ‘do’ dan ‘la’ karena tarian ini hanya diiringi oleh sepasang kening dengan dua nada itu saja.
Tari Dolalak diketahui lahir dari rakyat pribumi yang menonton prajurit kolonial yang tengah beristirahat dari perang. Prajurit tersebut kemudian berpesta dan minum-minum.
Oleh karena itu, penari tari Dolalak biasanya mengenakan busana menyerupai pakaian serdadu dari kolonial Belanda dan Perancis.
Tarian ini kini pun dapat ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan dengan durasi kurang lebih 5 jam. Selama pementasan tersebut biasanya akan ada salah satu penari yang kerasukan.
4. Tari Bondan (Jawa Tengah)
Tari Bondan merupakan sebuah tarian yang menggambarkan seorang ibu yang tengah mengasuh sang buah hati.
Dengan diiringi musik gending para penari Bondan biasanya mengenakan baju kutang, jamang, kain wiron dengan rambut yang disanggul rapi.