Sonora.ID - Reorientasi adalah bagian penting dalam sebuah teks biografi dan sejarah.
Sebenarnya apa itu reorientasi?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reorientasi adalah peninjauan kembali wawasan (untuk menentukan sikap dan sebagainya).
Reorientasi adalah sudut pandang seorang penulis terhadap tokoh-tokoh dalam suatu alur cerita.
Dalam teks bahasa Indonesia, reorientasi jadi salah satu struktur yang tak boleh dilupakan.
Berikut penjelasan soal reorientasi dalam teks biografi dan teks sejarah.
Baca Juga: 30 Contoh Kalimat Imperatif dalam Teks Prosedur, Materi Bahasa Indonesia
Reorientasi pada Teks Biografi
Salah satu teks bahasa Indonesia yang memiliki bagian reorientasi adalah teks biografi.
Teks biografi adalah teks yang mengisahkan tentang seorang tokoh dalam menjalani hidupnya, mulai dari masalah yang dihadapi hingga kesuksesan yang berhasil dia capai.
Teks biografi ditulis dengan tujuan sebagai pembelajaran dan teladan bagi orang yang membacanya.
Dikutip dari Kemdikbud, reorientasi dalam teks biografi dapat dipahami sebagai komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan sebelumnya.
Reorientasi berada di bagian penutup dalam teks biografi yang sifatnya opsional, boleh dicantumkan atau tidak.
Adapun contohnya sebagai berikut:
Judul: Biografi RA Kartini
Reorientasi
Atas semua jasa yang telah diberikan Raden Ajeng Kartini, terutama dibidang pendidikan untuk wanita. Beliau mendapatkan penghormatan dan penghargaan. Kartini ditetapkan sebagai seorang pahlawan nasional Indonesia secara resmi yang didasarkan. Sifat dan keyakinan beliau untuk terus mendapatkan pendidikan dan mencari ilmu setinggi langit patut ditiru.
Baca Juga: 10 Contoh Teks Persuasi Politik Beserta Pengertian dan Tujuannya
Reorientasi pada Teks Sejarah
Reorientasi adalah salah satu bagian dalam teks sejarah.
Teks sejarah adalah teks narasi bernilai sejarah yang menceritakan suatu kejadian dengan latar belakang fakta atau peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
Teks sejarah bisa berupa fiksi atau non-fiksi.
Sama seperti reorientasi pada teks biografi, pada teks sejarah, reorientasi terdapat di bagian akhir teks.
Isinya berupa kritik atau saran.
Adapun contohnya sebagai berikut:
Reorientasi
Dari letusan yang terjadi, pulau Samosir yang dulunya berada di daratan yang sama dengan pulau Sumatra, menjadi berada di tengah danau. Dahulu kala, saat Pulau Samosir masih berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, pulau itu membentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Demi bisa pindah ke sisi Danau Toba yang lainnya, warga harus mengayuh perahunya supaya tidak memutari Samosir.
Kemudian pada era penjajahan Belanda, dibangunlah kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba ini. Sejak saat itulah, perahu bisa lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir.
Tentunya masyarakat tidak perlu lagi mengayuh perahu dari masing-masing ujung pulau. Dengan kanal sungai itu, terputus lah sudah Samosir dengan daratan Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau.
Area pemotongan Samosir itu kemudian disebut dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol memiliki sebuah jembatan kayu yang berdiri dalam waktu yang cukup lama, hingga pada tahun 1982, jembatan Tano Ponggol ini pun di beton.
Berdasarkan pada buku-buku Budaya Batak, Tano Ponggol “dipotong” Belanda di karena kan ada dua alasan. Alasan pertama, yaitu bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.
Demikian ulasan tentang reorientasi adalah apa. Semoga dapat dipahami.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News