Kumpulan 10 Puisi Sapardi Djoko Darmono yang Jadi Google Doodle Hari Ini

20 Maret 2023 13:30 WIB
Puisi Sapardi Djoko Damono yang jadi Google Doodle hari ini
Puisi Sapardi Djoko Damono yang jadi Google Doodle hari ini ( Google)

Sonora.ID – Berikut ini adalah beberapa kumpulan puisi Sapardi Djoko Darmono yang jadi Google Doodle hari ini, 20 Maret 2023.

Google Doodle tersebut dibuat untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-83 Sapardi Djoko Damono, sang pujangga yang memiliki peran penting dalam dunia sastra Indonesia.

Apabila kamu mengakses URL Google.com dan Google.co.id, kamu akan melihat ilustrasi Sapardi yang berdiri di tengah rintik hujan sambil membawa buku dan payung.

Ilustrasi tersebut menggambarkan salah satu kumpulan puisi terkenal yang dibuat sang maestro perangkai kata, Hujan Bulan Juni (1994).

Pujangga yang kemudian biasa dipanggil SDD ini lahir di Surakarta pada 20 Maret 1940. Tepat hari ini, Senin, 20 Maret 2023 menandai HUT ke-83 Sapardi Djoko Damono.

Sapardi Djoko Darmono menghembuskan napas terakhirnya pada 19 Juli 2020 di usia 80 tahun.

Berikut ini adalah beberapa kumpulan puisi Sapardi Djoko Darmono.

Baca Juga: 10 Puisi Menyambut Ramadhan yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati

1. Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

2. Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari

3. Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

4. Hatiku Selembar Daun

Hatiku selembar daun

Melayang jatuh di rumput;


Nanti dulu,

Biarkan aku sejenak terbaring di sini;

Ada yang masih ingin kupandang,

Yang selama ini senantiasa luput;


Sesaat adalah abadi

Sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.

5. Yang Fana adalah Waktu

Yang fana adalah waktu.

Kita abadi memungut detik demi detik,
Merangkainya seperti bunga

Sampai pada suatu hari

Kita lupa untuk apa

"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu.

Kita abadi.

Baca Juga: 13 Puisi Romansa Karya Sastrawan, Chairil Anwar hingga W.S Rendra

6. Duka-Mu Abadi

Dukamu adalah dukaku.
Air matamu adalah air mataku
Kesedihan abadimu
Membuat bahagiamu sirna
Hingga ke akhir tirai hidupmu
Dukamu tetap abadi.

Bagaimana bisa aku terokai perjalanan hidup ini
Berbekalkan sejuta dukamu
Mengiringi setiap langkahku
Menguji semangat jituku
Karena dukamu adalah dukaku
Abadi dalam duniaku!

Namun dia datang
Meruntuhkan segala penjara rasa
Membebaskan aku dari derita ini
Dukamu menjadi sejarah silam
Dasarnya 'ku jadikan asas
Membangunkan semangat baru
Biar dukamu itu adalah dukaku
Tidakanku biarkan ia menjadi pemusnahku!

7. Kuhentikan Hujan

Kuhentikan hujan

Kini matahari merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan


Ada yang berdenyut dalam diriku

Menembus tanah basah

Dendam yang dihamilkan hujan

Dan cahaya matahari

Tak bisa kutolak


Matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

8. Sajak Kecil Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat


Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintai-Mu harus menjelma aku

9. Akulah Si Telaga

Akulah si telaga:


Berlayarlah di atasnya;

Berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil


Yang menggerakkan bunga-bunga padma;

Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;

Sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja


Perahumu biar aku yang menjaganya.

10. Sajak Putih

Beribu saat dalam kenangan

Surut perlahan

Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh

Sewaktu detik pun jatuh


Kita dengar bumi yang tua dalam setia

Kasih tanpa suara

Sewaktu bayang-bayang kita memanjang

Mengabur batas ruang


Kita pun bisu tersekat dalam pesona

Sewaktu ia pun memanggil-manggil

Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil

Di luar cuaca

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm