Sonora.ID - Menukil dari buku Pasti Bisa: Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, kata iman berasal dari bahasa Arab, yakni aamana-yu’minu, yaitu saddaqa-yusaddiqu, yaitu percaya.
Iman kepada Allah SWT memiliki arti percaya atau membenarkan bahwa Allah SWT itu ada; bahwa Dia satu-satunya Zat yang Menciptakan; bahwa Dia satu-satunya Zat yang patut disembah; dan bahwa Dia juga memiliki sifat-sifat kesempurnaan dan nama-nama yang indah atau Asmaul Husna.
Ada tiga unsur dalam keimanan, yakni keyakinan dengan hati, pernyataan dengan lisan, dan pembuktian dengan amal perbuatan.
Keimanan seseorang pun bersifat fluktuatif. Keimanan seseorang dapat bertambah dengan melakukan banyak amal saleh, namun juga dapat berkurang jika melakukan banyak perbuatan dosa.
Lantas bagaimana caranya kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT bisa mengenal-Nya? Kita dapat mengenal Allah SWT melalui alam semesta, Al-Qur’an, dan Asmaul Husna.
Dalam artikel ini pun kita akan secara khusus mempelajari mengenai apa yang dimaksud dengan beriman kepada Allah SWT melalui alam semesta?
Baca Juga: Contoh Soal PAS PAI Kelas 4 SD Lengkap dengan Kunci Jawabannya
Mengenal Allah SWT Melalui Alam Semesta
Mengutip dari Modul PAI dan Budi Pekerti, adanya alam semesta termasuk bumi merupakan bukti adanya Tuhan.
Alam semesta dengan isinya berupa segala benda baik yang bergerak maupun tidak bergerak, benda yang tumbuh dan bernapas merupakan ciptaan Allah SWT.
Artinya dengan akal dan pikirannya, manusia diharapkan dapat memerhatikan dan mempelajari alam semesta sebagai bahan renungan untuk memperkuat keimanan.
Dengan melihat pergerakan yang ada di alam semesta, manusia semestinya dapat berpikir bahwa ada Zat yang Maha Kuasa yang dapat menggerakkannya secara teratur.
Dalil Penciptaan Alam Semesta
Ada berbagai dalil dalam Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai penciptaan alam semesta di antaranya sebagai berikut.
Ali Imran Ayat 191
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Al-lażīna yażkurūnallāha qiyāmaw wa qu‘ūdaw wa ‘alā junūbihim wa yatafakkarūna fi khalqis-samāwāti wal-arḍ(i), rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā(n), subḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār(i).
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
Al Fatihah Ayat 2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
An Nahl Ayat 10-13
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ
Huwal-lażī anzala minas-samā'i mā'al lakum minhu syarābuw wa minhu syajarun fīhi tusīmūn(a).
Artinya: Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.
يُنْۢبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُوْنَ وَالنَّخِيْلَ وَالْاَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Yumbitu lakum bihiz-zar‘a waz-zaitūna wan-nakhīla wal-a‘nāba wa min kulliṡ-ṡamarāt(i), inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yatafakkarūn(a).
Artinya: Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untukmu tumbuh-tumbuhan, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.
وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۙ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۗوَالنُّجُوْمُ مُسَخَّرٰتٌۢ بِاَمْرِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَۙ
Wa sakhkhara lakumul-laila wan-nahār(a), wasy-syamsa wal-qamar(a), wan-nujūmu musakhkharātum bi'amrih(ī), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy ya‘qilūn(a).
Artinya: Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.
وَمَا ذَرَاَ لَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ
Wa mā żara'a lakum fil-arḍi mukhtalifan alwānuh(ū), inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yażżakkarūn(a).
Artinya: (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Baca Juga: Asmaul Husna Al Aziz Artinya, Dalil serta Cara Mengamalkannya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.