Sonora.ID – Bali dikenal sebagai salah satu provinsi yang kaya akan budaya. Pantas saja jika banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Tak hanya keragaman budaya saja, namun Bali juga dikenal dengan wisata alamnya yang begot menakjubkan.
Belum lagi, kota yang satu ini semakin terkenal dengan adanya rumah adat Bali yang terjaga hingga kini.
Bagi Anda yang ingin mempelajari lebih jauh tentang Bali, enggak ada salahnya untuk mengetahui apa saja rumah adat Bali dan bagaimana filosofinya.
Yuk langsung saja simak ulasannya berikut ini dilaansir dari gramedia.com:
1. Angkul-angkul
Angkul-angkul salah satu rumah adat Bali yang menjadi pintu masuk rumah utama.
Fungsinya sendiri hampir sama dengan Gapura Candi Bentar. Namun Angkul-angkul lebih berfungsi sebagai pintu masuk.
Adapun pembedanya yaitu ada pada atap yang menghubungkan kedua bangunan yang letaknya sejajar.
2. Aling-aling
Aling-aling merupakan bangunan yang menjadi pembatas antara angkul-angkul dengan halaman suci.
Bangunan rumah adat Bali ini dipercaya memiliki aura yang positif, sehingga ada dinding pembatas yang disebut penyengker.
Di dalam bangunan akan disediakan ruangan untuk beraktivitas para penghuninya.
Baca Juga: 28 Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi 2023 dalam Bahasa Bali dan Artinya
3. Pura keluarga
Pura keluarga difungsikan sebagai tempat berdoa dan beribadah. Setiap rumah adat Bali pasti memiliki bangunan ini.
Selain disebut Pura Keluarga, bangunan ini juga disebut sebagai bangunan Pamerajan, atau Sanggah. Letaknya ada di sudut sebelah timur laut dari rumah hunian.
4. Bale manten
Bale Manten sebenarnya adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga atau anak gadis yang belum bersuami.
Letaknya harus ada di sebelah utara. Bentuk ruangannya persegi panjang dengan bale-bale di bagian kiri dan kanannya.
5. Bale dauh
Bale Dauh yang digunakan oleh masyarakat Bali sebagai tempat khusus untuk menerima tamu. Ruangan ini juga difungsikan sebagai tempat tidur bagi anak remaja laki-laki.
Letaknya berada di bagian dalam ruangan, tidak di sudut. Untuk posisinya berada di sisi barat dan lantainya harus lebih rendah disbanding bale manten.
Lalu, tiang penyangga di Bale dauh jumlahnya berbeda antara satu rumah dengan rumah lainnya.
6. Bale sekapat
Bale sekapat lebih mitip dengan gazebo empat tiang. Tempat ini digunakan untuk bersantai anggota keluarga.
Diharapkan adanya bale sekapat ini keluarga akan lebih akrab satu sama lain.
Baca Juga: Inilah 7 Fakta Mencengangkan Tentang Bali yang Belum Banyak Orang Tahu
7. Bale gede
Bale Gede memiliki bentuk persegi panjang dengan 12 tiang. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat upacara adat.
Jadi, karena fungsinya cukup sakral, tempatnya harus lebih tinggi dari Bale Manten.
Bale Gede juga dipakai untuk berkumpul dan menyajikan makanan khas Bali, termasuk pula untuk membakar sesaji.
8. Jineng atau Klumpu
Lalu ada Jineng atau Klumpu, yang memiliki ukuran sedang dan menggunakan material berupa kayu.
Ciri khasnya ada pada posisinya yang lebih tinggi dan dirancang seperti goa. Lalu atapnya terbuat dari jerami kering.
Bangunan ini difungsikan untuk menyimpan gabah yang sudah kering. Dengan adanya ruangan ini, gabah pun akan terhindar dari serangan burung dan juga jamur.
9. Pawaregen
Pawaregen, yaitu istilah untuk dapur pada rumah adat Bali. Dapur atau Pawaregen ini memiliki ukuran sedang, dan terletak di sebelah barat laut atau selatan dari rumah utama.
10. Lumbung
Terakhir, ada Lumbung, yaitu sebuah bangunan kecil yang dibuat sebagai tempat untuk menyimpan makanan pokok. Makanan pokok yang biasanya disimpan untuk jangka waktu lama yaitu padi dan jagung.
Baca Juga: Arti Kenyang di Bahasa Bali, Jangan Salah Ucap saat di Bali!