Sonora.ID - Mari kita simak informasi tentang perbedaan pasar uang dan pasar modal, lengkap dengan keuntungannya.
Dalam dunia investasi, instrumen pasar uang dan pasar modal adalah hal yang berkaitan erat satu sama lain.
Meski keduanya mirip, pasar uang dan pasar modal memiliki perbedaan yang cukup mencolok, mulai dari mekanisme, lembaga pengawasa dan lainnya.
Pengertian pasar uang dan pasar modal
Pasar uang dan pasar modal merupakan dua sarana investasi yang bisa dipilih oleh investor.
Pasar uang digambarkan sebagai tempat terjadinya transaksi antara investor dan perusahaan penerima modal (emiten), dengan uang sebagai obyek transaksiniya.
Pada pasar uang investor memberikan sejumlah uang pada emiten.
Sedangkan, pasar modal adalah tempat terjadinya pertukaran modal, di mana investor memberi sejumlah uang kepada perusahaan emiten untuk diolah dalam aktivitas operasionalnya.
Baca Juga: 11 Cara Hemat dalam Membelanjakan Uang Jajan, Coba Mulai Buat Catatan Keuangan!
Perbedaan pasar uang dan pasar modal
1. Dari sisi instrumen
Instrumen pasar uang umumnya meliputi surat-surat utang, investasi real estate, dan deposito berjangka.
Sedangkan instrumen pasar modal jutsru lebih lebih luas dari pasar uang, mulai dari saham sampai reksadana.
2. Dari sisi jangka waktu
Perbedaan selanjutnya adalah dari sisi jangka waktu investasi.
Durasi investasi pasar uang biasanya lebih pendek, maksimal beberapa bulan sampai 1 tahun (bisa sampai 2 tahun, misalnya saja saving bound ritel pemerintah).
Sedangkan untuk jangka waktu investasi pasar modal biasanya lebih fleksibel, mulai dari bulanan hinigga puluhan tahun. Ini semua tergantung pada keinginan investor atau umur perusahaan.
3. Dari sisi Tujuan investasi
Pada faktanya, investor pasar modal memiliki banyak motif investasi yang beragam mulai dari jadi pemilik saham, mendapat dividen rutin, atau memperoleh profit dari proses jual beli saham.
Namun untuk pasar uang, investor cenderung mengambil posisi aman.
Mereka beli instrumen pasar uang untuk jaga kekayaan dengan return yang sudah disepakai sejak awal.
Baca Juga: Simak! Apa Itu OJK? Tugas, Wewenang, dan Juga Fungsinya
4. Dari sisi mekanisme pasar
Mekanisme pasar modal jauh lebih kompleks daripada pasar uang.
Sebelum terima bantuan pendanaan, pihak perusahaan emiten harus menghubungi lembaga penjamin (underwriter) terlebih dahulu.
Kemudian, proses penawaran saham biasanya harus lewat uji kelayakan sebelum dilepaskan ke pasar modal.
Berbeda dengan mekanisme pasar uang yang jauh lebih mudah, karena tak perlu banyak tahap.
Selama investor sepakat dengan penawaran emiten sertifikat, maka transaksi langsung dapat dilakukan.
5. Dari sisi likuiditas
Investasi pasar uang lebih mudah cair daripada pasar modal.
Dalam pasar modal, seorang investor akan mendapat lembaran saham atau lot sebagai bukti kepemilikannya atau perusahaan tertentu.
Investor tak bisa mengajukan refund jika sudah membeli lot saham, satu-satunya cara refund adalah dengan menjualnya ke investor lain.
Beda dengan likuiditas pasar uang, saat membeli obligasi atau sertifikat berharga dari pihak emiten, investor mempunyai hak tagih pada emiten tempat mereka berinvestasi.
Apabila waktu sudah terlewati maka investor bisa meminta kembali dana investasi pada emiten.
Baca Juga: Sejarah Akuntansi di Dunia dan Indonesia yang Perlu Kamu Ketahui
6. Dari sisi otoritas tertinggi
Meski dinaungi oleh BEI dan diawasi OJK, pasar modal dan pasar uang punya otoritas pengambil keputusan berbeda.
Otoritas tertinggi pasar uang adalah Bank Indonesia, sedangkan pasar modal adalah Kemenkeu RI.
7. Dari sisi risiko
Yang terakhir adalah dari sisi risiko.
Pasar uang punya tingkat risiko lebih rendah, maka dari itu pasar yang adalah jenis investasi paling sesuai bagi investor dengan profil risk averse.
Sebaliknya, pasar modal memiliki risiko tinggi karena profitabilitasnya sangat mudah berubah-ubah mengikuti gejolak ekonomi pasar.
Itulah deretan perbedaan dari pasar uang dan pasar modal yang perlu diketahui.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News