Sonora.ID - Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana proses terjadinya siang dan malam di Bumi yang kita tinggali ini?
Sederhananya, siang dan malam dapat terjadi karena adanya rotasi Bumi atau peredaran Bumi pada porosnya.
Istilah 'satu hari' ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berputar sekali pada porosnya dan mencakup waktu siang dan malam.
Menurut Buku Ajar Energi Baru dan Terbarukan (2020), dikarenakan perputaran inilah, ada bagian dari Bumi yang menghadap matahari sementara bagian sebaliknya menghadap berlawanan dengan arah matahari.
Bumi yang menghadap matahari mengalami waktu siang, sedangkan waktu malam terjadi di bagian Bumi yang membelakangi matahari.
Dikarenakan tidak mendapatkan penyinaran alami dari matahari, daerah tersebut menjadi gelap dan udaranya lebih dingin.
Baca Juga: 5 Akibat Rotasi Bumi dalam Kehidupan Manusia
Dijelaskan dalam laman Department of Education Victoria, matahari adalah bintang terdekat yang merupakan bola gas besar yang memancarkan cahaya dan panas sebagai produk reaksi nuklir.
Bumi mengorbit matahari setiap 365 hari sekali dan berputar pada porosnya setiap 24 jam sekali.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa siang dan malam disebabkan oleh Bumi yang berputar pada porosnya atau rotasi Bumi, bukan karena revolusi Bumi atau orbitnya mengelilingi matahari.
Zona Waktu di Bumi
Dilansir dari Kompas.com, dikarenakan proses terjadinya siang dan malam yang berbeda di berbagai belahan Bumi, hal ini juga menciptakan adanya beberapa zona waktu.
Contohnya, jika sekarang sedang siang di Indonesia, maka di Amerika Serikat sedang malam hari.
Garis bujur digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah pembagian zona waktu di seluruh dunia.
Garis bujur ini membagi Bumi menjadi 24 zona waktu yang masing-masing memiliki lebar 15 derajat di mana setiap zona waktu mewakili selisih waktu 1 jam di seluruh permukaan Bumi.
Baca Juga: Proses Terjadinya Gerhana Bulan Total Secara Rinci
Nah, titik 0 zona waktu atau meridian nol adalah garis bujur yang melewati Royal Observatory di Greenwich, London, Inggris.
Garis bujur ini merupakan patokan awal untuk menghitung waktu di seluruh dunia dan dikenal sebagai Greenwich Mean Time (GMT) atau Coordinated Universal Time (UTC) 0.
Garis meridian nol ini membagi Bumi menjadi zona waktu di sebelah timur dan baratnya, dengan zona waktu di sebelah timur dihitung sebagai Waktu Greenwich Timur (GMT+), sementara zona waktu di sebelah barat dihitung sebagai Waktu Greenwich Barat (GMT-).
Untuk negara Indonesia sendiri berada di zona waktu GMT+7 atau UTC+7.
Itulah bagaimana proses terjadinya siang dan malam. Semoga menuntaskan rasa penasaranmu!
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.