Mengetahui kerjasama ASEAN dalam melindungi negara-negara Asia tenggara
BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
Letak negara-negara Asia tenggara sangat strategis dengan kekayaan alam yang melimpah. Hal ini membuat bangsa luar negri banyak yang ingin menguasai dengan berdagang dan menjajah negara Asia Tenggara.
Kenyataanya pada abad ke 15 bangsa Eropa banyak yang berusaha menjajah negara Asia Tenggara untuk menguasai kekayaan alamnya.
Negara eropa yang memasuki kawasan Asia Tenggara tersebut adalah Amerika serikat, Spanyol, Inggris, Portugis, Prancis dan Belanda.Penjajahan bangsa Inggris kepada Singapura, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia.
Penjajahan bangsa Spanyol dan Amerika kepada Filipina, Penjajahan bangsa Belanda kepada Indonesia, penjajahan Bangsa Perancis kepada Vietnam, Kampuchea dan Laos, penjajahan bangsa Portugis adalah bukti bahwa bangsa Amerika dan Eropa ingin menguasai Bangsa Asia Tenggara.
Negara- negara yang terjajah tersebut akhirnya dapat merdeka dari penjajahan negara asing. Hal tersebut menyebabkan Negara Asia tenggara merasa mempunyai nasib yang sama sehingga timbullah keinginan untuk membentuk organisasi kerjasama untuk menunjang keamanan dan ketentraman sesama negara Asia Tenggara.
Negara yang menjadi pelopor terbentuknya organisasi ASEAN adalah Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Indonesia.
BAB III : PEMBAHASAN
Pembentukan organisasi ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang Ekonomi, sosial, politik dan bertujuan untuk meningkatkan perdamaian dunia.
BAB IV : PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan adanya kerja sama ASEAN diharapkan dapat terciptanya ketertiban, kebersamaan dan perdamaian dalam kawasan negara-negara Asia Tenggara.
Contoh 5
PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA BERKEMBANG
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan produksi barang dan jasa semakin meningkat. Hal ini akan menyebabkan perubahan masyarakat dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dialami pada abad ke dua, hal ini lebih pesat dibandingkan abad sebelumnya. Namun pertumbuhan ekonomi dari suatu negara berbeda dengan negara lain.
Terutama negara yang berkembang seperti Indonesia perkembangan ekonominya belum mengalami peningkatan. Hal tersebut menyebabkan banyaknya pengangguran yang belum dapat mendapatkan pekerjaan yang layak.
Tujuan
Mengetahui penyelesaian masalah ekonomi di negara berkembang.
BAB II PEMBAHASAN
Ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti stok barang modal, jumlah penduduk, kekayaan alam dan luas tanah, dan kecanggihan teknologi. Walaupun pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor tetapi faktor utamanya adalah jumlah penduduk.
Apabila penduduknya sedikit maka pendapatan perkapita akan lebih rendah daripada produksi begitu juga sebaliknya jika penduduk banyak maka pendapatan perkapita akan lebih tinggi daripada produksi marginal.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang melemah sebaiknya pemerintah mengupayakan kebijakan dalam upaya peningkatan ekonomi.
Contoh 6
PENGARUH KONVERGENSI MEDIA TERHADAP PERGAULAN ANAK MUDA DI DUNIA MAYA
BAB I: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sekarang ini perkembangan teknologi sudah jauh lebih maju dari sebelumnya. Seiring perkembangan zaman yang begitu cepat teknologi informasi begitu mudah diakses dari berbagai belahan dunia.
Setiap orang tidak dapat menghindari perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini. Salah satu contoh nyatanya adalah terbentuknya konvergensi media. Konvergensi media dapat mempermudah akses informasi melalui online.
Kemudian apakah pengaruh konvergensi media terhadap pergaulan anak muda di dunia maya?
TUJUAN
Membuktikan pengaruh konvergensi media terhadap pergaulan anak muda di dunia maya.
RUANG LINGKUP
Segala bentuk media teknologi informasi.
BAB II: DASAR TEORI
Mengutip dari buku Cyber Society: Teknologi, Media Baru, dan Disrupsi Informasi (2020) karya Catur Nugroho, konvergensi media adalah integrasi media lewat digitalisasi yang dilakukan oleh industri media. Konvergensi media dilakukan untuk menghasilkan serta menerbitkan berbagai konten media melalui alat dan infrastruktur teknologi untuk dimanfaatkan oleh audiensi yang beragam.
BAB III: PEMBAHASAN
Sekarang ini masyarakat dituntut untuk melek media, termasuk media informasi yang dapat memberikan segala masukan tentang paralelisme politik media. Karena yang melatarbelakangi adalah media, mereka menjadi sasaran kepentingan para investor.
Konvergensi media menjadi wadah bagi aspirasi masyarakat untuk mengeluarkan pendapatnya. Ketika masyarakat tidak dapat memanfaatkan media konvensional mereka dapat menggunakan media informasi canggih yang sudah tersedia. Hal ini dapat membantu problematika politik yang menggelitik.
BAB IV: PENUTUP
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi cukup membantu berbagai aspek, salah satunya adalah politik.
Contoh 7
TANTANGAN BISNIS DI ERA GLOBALISASI DALAM INDUSTRI PEMBUATAN KUE KERING
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era Globalisasi menuntut persaingan yang lebih modern. Pada era sekarang, persaingan terkhusus pada industri tidak hanya terletak pada kekayaan alam, aset serta kemampuan modal.
Akan tetapi, persaingan ini lebih mengarah pada seberapa kuat perencanaan yang dimiliki pelaku usaha. Perencanaan pun harus didukung oleh penguasaan teknologi, pengetahuan, metode daya guna dan hasil guna.
Berbicara soal industri tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya SDM atau sumber daya manusia. Manusia itu sendiri memiliki beragam keunikan. Mulai bentuk fisik sampai dengan psikisnya.
Manusia sendiri membutuhkan manusia lainnya atau yang biasa disebut makhluk sosial. Manusia dengan segala keunikannya menjadi hal yang paling berpengaruh dalam mengembangkan industri.
Karenanya, pengembangan industri nasional perlu juga melirik UMKM sebagai salah satu industri kecil yang tersebar di berbagai tempat.
UMKM juga perlu memperhatikan pengembangan inovasi manajemen dan teknologi. Selain itu juga perlu pembangunan infrastruktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing di era globalisasi ini.
Selanjutnya hal yang tidak kalah pentingnya adalah adanya komitmen seluruh pemangku kepentingan di sektor industri.
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan yang kita bahas tidak melebar, penulis membatasi masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui problematika permasalahan dalam pembuatan industri kur keriting.
Untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi problematika industri kue kering.
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah masalah dalam Industri Kue Kering
Kue kering sendiri bisa dikatakan merupakan salah satu olahan maju di daerah Sidrap yang banyak disukai masyarakat. Meskipun demikian, masih banyak orang belum mengenal kue kering.
Pengenalan kue kering hanya sebatas pada local area produksi kue tersebut. Kue kering masih belum dikenal oleh konsumen yang berada di luar area pasar dari produsen kue tersebut.
Kue kering masih belum banyak dikenal karena masih minimnya perhatian dari para pihak untuk membantu pengembangan produksi kue kering yang ada. Selain itu juga dari segi SDM atau sumber daya manusia juga membutuhkan perhatian.
Produsen sering kali berhadapan dengan kemapanan SDM dalam mengelola produksi. Padahal kemapanan dan kesiapan SDM dalam mengelola produksi merupakan faktor yang paling utama.
Bagaimanapun bentuk dan tujuan suatu industri, dibuat untuk kepentingan manusia dan dikelola oleh manusia itu sendiri.
Selain problem pengelolaan, manajemen juga problem permasalahan yang sering dihadapi industri adalah kemampuan pengelolaan manajemen industri bisa dikatakan belum profesional.
Dikatakan kurang profesional karena pengelolaan pembukuan keuangan yang masih berantakan.
Banyak produsen yang masih belum bisa mengatur mana uang modal, mana keuntungan, mana yang uang sendiri dan mana yang pengeluaran.
Hal ini membuat banyak produsen bingung sehingga semua uang yang ada bercampur menjadi satu. Kebingungan ini juga masih ditambah dengan minimnya alat dan pengetahuan teknologi yang masih minim.
Kurangnya peralatan dan teknologi yang modern membuat produksi kue kering menjadi minim. Hal ini juga membuat pangsa pasar dari kue kering menjadi terbatas pada area lokal produksi itu sendiri.
B. Pendekatan Masalah