Namun, dia tidak menemukan apa yang diharapkannya. Lalu, Dubois pindah ke Pulau Jawa setelah mendapat informasi bahwa di suatu desa di daerah Tulungagung, Jawa Timur ada penemuan fosil manusia.
Pada 1888 oleh B.D. van Rietschoten penemuan tersebut dikenal sebagai Manusia Wajak. Di Pulau Jawa, Dubois pertama kali melakukan penggalian di Desa Kedungbrubus.
Setelah itu, Dubois pindah ke Trinil yang terletak di pinggiran sungai Bengawan Solo. Pada 1891, Dubois berhasil menemukan fosil gigi (Tr-1) dan sebuah fosil tempurung kepala.
Pada tahun berikutnya, Dubois berhasil menemukan fosil tulang paha (diberi label Tr-3). Dubois mengamati bentuk atau morfologi tempurung kepala Tr-2 ini berbeda dengan bentuk tempurung kepala manusia sekarang (Homo sapiens).
Menurutnya perbedaan morfologi-anatomi ini memberi kesan adanya percampuran antara bentuk tempurung kepala manusia sekarang dan tempurung kepala dari kera besar.
Temuannya ini kemudian dia namakan Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang berdiri tegak. Dalam bahasa yang populer, orang menyebutnya sebagai Manusia Jawa.
Baca Juga: Ciri-Ciri Zaman Mesozoikum dan Pembagiannya, Kapan Itu Berlangsung?
Berikut adalah ciri-ciri Phitecanthropus Erectus yang ditemukan di Pulau Jawa:
- Volume otaknya berada di antara volume otak manusia dan golongan kera besar sekitar 1000 cc.
- Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat
- Berjalan tegak
- Tinggi badan berkisar antara 165-170 cm dengan berat badan kurang dari 100 kg
- Makanannya masih diolah secara sederhana Hidupnya diperkirakan antara 700.000 sampai satu juta tahun lalu.
Kontroversi Pithecanthropus Erectus
Eugene Dubois menganggap bahwa Pithecanthropus Erectus mewakili missing link atau mata rantai yang hilang antara perkembangan kera dan manusia. Pendapat ini kemudian menimbulkan banyak kontroversi.
Beberapa kritikus menyatakan bahwa fosil Pithecanthropus Erectus adalah fosil kera yang berjalan tegak.
Dalam perkembangannya, Pithecanthropus Erectus ternyata memiliki keamaan dengan Sinanthropus Pekinensis dari Tiongkok sehingga membuat Ernst Mayr menyebutnya sebagai Homo Erectus.