Sonora.ID - Kita pasti sudah tidak asing dengan Pithecanthropus Ercetus, manusia purba pertama yang ditemukan sebelum peradaban manusia.
Kata Pithecanthropus erectus berasal dari bahasa Yunani, fithkos yang artinya kera, anthropus berarti manusia, dan erectus berarti tegak.
Pithecanthropus erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. Salah satu manusia pendukung masyarakat praaksara pada masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah Pithecantropus erectus.
Pada tahun 1891 dokter Belanda, paleoantropolog dan ahli geologi Eugène Dubois menemukan fosil tengkorak, tulang paha dan beberapa gigi di Trinil - Kabupaten NgawiTautan Luar Situs di tepi Sungai Solo di Jawa Timur, Indonesia.
Baca Juga: Pertempuran Lima Hari di Semarang: Latar Belakang, Kronologi, dan Tokoh
Saat ditemukan waktu itu, para peneliti menduga fosil telah berusia 700.000 hingga satu juta tahun.
Sebelumnya, Dubois memberi nama fosil temuannya tersebut sebagai Anthropopithecus erectus.
Dikutip dari laman resmi Majalah Geologi Kementerian ESDM, Eugene Dubois seorang pendukung konsep evolusi biologi Charles Darwin terkesan dengan pendapat Darwin yang mengatakan bahwa nenek moyang manusia mungkin berasal dari Afrika.
Pada 1887, Dubois mendapatkan tugas sebagai tenaga medis pada pemerintahan Hindia Belanda. Pertama kali, Dubois pergi ke Sumatra untuk melakukan penggalian di beberapa gua untuk menemukan fosil suatu makhluk.
Namun, dia tidak menemukan apa yang diharapkannya. Lalu, Dubois pindah ke Pulau Jawa setelah mendapat informasi bahwa di suatu desa di daerah Tulungagung, Jawa Timur ada penemuan fosil manusia.
Pada 1888 oleh B.D. van Rietschoten penemuan tersebut dikenal sebagai Manusia Wajak. Di Pulau Jawa, Dubois pertama kali melakukan penggalian di Desa Kedungbrubus.
Setelah itu, Dubois pindah ke Trinil yang terletak di pinggiran sungai Bengawan Solo. Pada 1891, Dubois berhasil menemukan fosil gigi (Tr-1) dan sebuah fosil tempurung kepala.
Pada tahun berikutnya, Dubois berhasil menemukan fosil tulang paha (diberi label Tr-3). Dubois mengamati bentuk atau morfologi tempurung kepala Tr-2 ini berbeda dengan bentuk tempurung kepala manusia sekarang (Homo sapiens).
Menurutnya perbedaan morfologi-anatomi ini memberi kesan adanya percampuran antara bentuk tempurung kepala manusia sekarang dan tempurung kepala dari kera besar.
Temuannya ini kemudian dia namakan Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang berdiri tegak. Dalam bahasa yang populer, orang menyebutnya sebagai Manusia Jawa.
Baca Juga: Ciri-Ciri Zaman Mesozoikum dan Pembagiannya, Kapan Itu Berlangsung?
Berikut adalah ciri-ciri Phitecanthropus Erectus yang ditemukan di Pulau Jawa:
- Volume otaknya berada di antara volume otak manusia dan golongan kera besar sekitar 1000 cc.
- Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat
- Berjalan tegak
- Tinggi badan berkisar antara 165-170 cm dengan berat badan kurang dari 100 kg
- Makanannya masih diolah secara sederhana Hidupnya diperkirakan antara 700.000 sampai satu juta tahun lalu.
Kontroversi Pithecanthropus Erectus
Eugene Dubois menganggap bahwa Pithecanthropus Erectus mewakili missing link atau mata rantai yang hilang antara perkembangan kera dan manusia. Pendapat ini kemudian menimbulkan banyak kontroversi.
Beberapa kritikus menyatakan bahwa fosil Pithecanthropus Erectus adalah fosil kera yang berjalan tegak.
Dalam perkembangannya, Pithecanthropus Erectus ternyata memiliki keamaan dengan Sinanthropus Pekinensis dari Tiongkok sehingga membuat Ernst Mayr menyebutnya sebagai Homo Erectus.