Baca Juga: Garuda Indonesia dan Ditjen Imigrasi Resmikan Layanan Khusus Jalur Keimigrasian
Selain itu, perang dagang teknologi antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok yang semakin intens memiliki dampak terhadap Indonesia.
Sebagai respon, Indonesia mengambil posisi netral dengan tidak memihak di sisi manapun dan waspada dengan ketidakpastian politik di Asia Tenggara akibat munculnya pemilihan umum Indonesia dan Thailand. Hal ini perlu ditinjau oleh para diplomat untuk memanfaatkan konsep creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) di masa ketidakpastian politik agar Indonesia dapat bertahan.
“Pemanfaatan konsep CI-EL perlu diintegrasikan oleh suatu perusahaan jika ingin bertahan selama masa ketidakpastian politik. Namun, konsep CI-EL juga perlu dimanfaatkan oleh perusahaan kecil agar tidak kalah dengan perusahaan besar lainnya yang dapat menjadi ancaman terhadap keberlanjutan bisnisnya,” ujar HK.
Memasuki masa Ramadhan, HK menyinggung salah satu produk Indonesia dalam komersialnya yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
HK menyatakan “Produk sirup ini dikenal sebagai inisiator pemanfaatan seasonal marketing selama bulan Ramadhan. Pemanfaatan tersebut pada akhirnya diikuti oleh brand lain untuk mencoba mengaitkan produknya dengan tema Ramadhan,” pungkas HK.
Dalam keterangannya, HK menjelaskan pentingnya memiliki strategi pasca pandemi COVID-19 yang berlandaskan model OMNI-House untuk memposisikan suatu perusahaan secara jelas, “Karena zaman sudah berubah, ini saat yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan repositioning.
Memasuki era pasca normal, model ini perlu diintegrasikan agar suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan.” Faktor strengthening, re-positioning, existing positioning, dan leveraging yang tercantum dalam strategi memenangkan persaingan bisnis pasca pandemi COVID-19 dianggap krusial untuk dapat bersaing dengan kompetitor.
Berangkat dari empat faktor tersebut, terdapat tiga tahap implementasi strategi pasca pandemi COVID-19 yang dianjurkan oleh HK untuk ditilik kembali oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis.
Tiga tahap tersebut terdiri dari The New Perceptual Compass for 2030, Defining your New Positioning Statement, dan Sustaining with Entrepreneurial Marketing.