Memiliki aktivitas utama beruba membeli, menjual, menyimpan di gudang penyimpanan dan kembali menjual.
Tidak melakukan proses produksi barang
Perhitungan total keuntungan berpatokan dengan total hasil penjualan dikurangi biaya pembelian dan biaya operasional.
Perusahaan tidak melakukan proses produksi terhadap barang-barang yang dijual.
Barang yang dijual langsung dijual tanpa melalui proses pengolahan atau perubahan sedikit pun.
Kegiatan akuntansi berlandaskan dengan akun persediaan barang, yaitu perhitungan harga pokok penjualan dan laporan laba rugi memakai bentuk single step dan multiple step.
Secara garis besar, perusahaan dagang dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Berdasarkan Produk Yang Diperdayakan
Perusahaan Dagang Barang Produksi: perusahaan yang memperdagangkan produk berupa bahan baku (raw material) sebagai bahan dasar pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk lain. Contoh: kayu gelondongan dan mesin bubut.
Perusahaan Dagang Barang Jadi: perusahaan yang memperdagangkan produk akhir dari barang yang siap dikonsumsi. Contoh: ransel, pakaian, kulkas.
2. Berdasarkan Macam Konsumen Yang Terlibat
Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler): perusahaan yang secara langsung membeli produk dari pabrik dalam jumlah besar dan dijual dalam volume yang besar pula. Contoh: Pedagang grosir.
Perusahaan Dagang Perantara (Middleman): perusahaan yang membeli dalam partai besar untuk dijual kembali ke pengecer dalam jumlah sedang. Contoh: pedagang subgrosir.
Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer): perusahaan yang langsung berhubungan dengan konsumen. Konsumen dapat membeli secara eceran atau produk yang ditawarkan. Retailer sering kita dapati di lingkungan kita. Contoh: warung, kios dan swalayan.
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis perusahaan dagang, lengkap dengan pengertian, ciri, dan karakteristiknya sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.