Revolusi Industri: Latar Belakang, dan Dampaknya Mulai dari Revolusi 1.0 Hingga 4.0

4 April 2023 21:30 WIB
Revolusi industri: latar belakang dan dampaknya
Revolusi industri: latar belakang dan dampaknya ( Kompas.com)

Sonora.ID – Revolusi Industri terjadi pertama kali pada akhir abad ke-18. Berikut ini adalah latar belakang dan dampaknya.

Revolusi Industri adalah peralihan dari penggunaan tenaga kerja yang terjadi di Inggris, awalnya tenaga kerja menggunakan tenaga hewan dan manusia.

Kemudian terjadi revolusi industri dan menciptakan tenaga kerja dari tenaga mesin berbasis manufaktur.

Simak latar belakang dan dampak dari Revolusi Industri berikut ini seperti yang dilansir dari laman Kompas.com.

Baca Juga: Menuju Society 5.0, Ini Skill yang Harus Dimiliki Para Lulusan Universitas 

Latar belakang revolusi industri

Istilah revolusi industri diperkenalkan oleh Fredrich Engles dan Louis Auguste Blanqui di pertengahan abad-19.

Sejak adanya revolusi industri, aktivitas ekonomi banyak yang memanfaatkan mesin.

Hal tersebut tentunya menghemat juga mengakibatkan perbedaan pola hidup masyarakat.

Adapun faktor yang menyebabkan munculnya revolusi industri, yaitu:

  • Situasi politik yang stabil
  • Inggris kaya akan bahan tambang, seperti batu bara, bijih besi, timah, dan kaolin
  • Adanya penemuan baru di bidang teknologi mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi
  • Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan, serta tersedianya modal yang besar untuk bidang usaha
  • Pemerintah memberi perlindungan hukum bagi hasil temuan baru (hak paten), sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah
  • Besarnya arus urbanisasi akibat revolusi agraria di pedesaan, mendorong pemerintah Inggris membuka industri yang lebih banyak.

Hingga kini, revolusi industri sudah berlangsung empat kali, yaitu revolusi industri 1.0, revolusi industri 2.0, revolusi industri 3.0, dan revolusi industri 4.0.

Baca Juga: Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia, Mulai dari Pencarian Rempah-rempah Hingga Revolusi Industri

Revolusi 1.0

Revolusi industri 1.0 terjadi sekitar tahun 1800 – 1900. Inggris merupakan negara yang mempelopori lahirnya revolusi industri ini.

Beberapa sektor yang mengawali revolusi ini diantaranya industri tekstil, industri besi dan basa, dan industri transportasi.

Revolusi 2.0

Sementara revolusi industri 2.0, kemajuan industri terjadi sangat cepat di negara Inggris, Jerman, Amerika, Prancis, dna Jepang.

Revolusi industri 2.0 dikenal dengan revolusi teknologi karena di waktu ini terjadi lompatan besar dan radikal dalam perkembangan teknologi dan budaya masyarakat.

Beberapa contoh revolusi industri 2.0, antara lain:

  • Pengembangan sumber daya energi, seperti minyak bumi dan batu bara sebagai sumber bahan bakar baru.
  • Penemuan arus listrik AC dan DC yang berfungsi untuk membuat motor listrik.
  • Inovasi produksi besi dan baja dalam skala besar.
  • Produksi masal mobil dan pesawat sebagai alat transportasi.
  • Penggunaan mesin industri untuk menufaktur semakin meluas.
  • Penggunaan telegraf untuk komunikasi jarak jauh semakin meluas.
  • Penggunaan teknologi listrik dalam bidang transportasi dan telekomunikasi.

Revolusi 3.0

Revolusi industri 3.0 diawali dengan kemunculan teknologi informasi dan elektronik yang masuk ke dunia industri. Misalnya sistem otomatisasi berbasis komputer dan robot.

Peralatan industri sudah tidak dikendalikan oleh manusia, namun diatur oleh komputer atau yang dikenal dengan istilah komputerisasi.

Di periode ini muncul invoasi pengembangan perangkat lunak untuk memanfaatkan perangkat keras elektronik.

Banyak penemuan dan pembuatan perangkat elektronik yang tujuannya untuk otomatisasi operasional mesin menggantikan operator produksi. Beberapa contoh revolusi industri 3.0, antara lain:

  • Teknologi komputer.
  • Akses internet.
  • Peralatan elektronik seperti smartphone.
  • Sistem perangkat lunak atau software.
  • Pegembangan sumber energi baru.

Baca Juga: Membangun SDM Kreatif - Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0, Society 5.0, dan Pandemi Covid-19

Revolusi industri 4.0

Kemunculan revolusi industri 4.0 ditandai dengan adanya konektivitas manusia, data dan mesin dalam bentuk virtual atau cyber physical.

Perkembangan ini membawa perubahan sangat cepat yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

Di era revolusi industri 4.0 memungkinkan otomatisasi di segala bidang untuk mencapai produktivitas yang lebih efektif dan efisien.

Penerapan sistem informasi rantai pasokan digital ke segala unit kerja akan meminimalkan peran manusia sebagai operator.

Secara umum, era ini akan mengganti peran tenaga manusia dari operator menjadi seorang ahli dengan kompetensi tinggi.

Dampak revolusi industri

Dari perubahan tersebut tentu saja memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Berikut ini adalah dampak positif dan negatif dari revolusi industri:

Dampak positif

  1. Proses produksi makin efektif dan efisien
  2. Teknologi dan pengetahuan kian maju
  3. Akses informasi lebih mudah dan cepat karena adanya internet.

Dampak negatif

  1. Kurangnya tenaga kerja karena digantikan mesin
  2. Jumlah pengangguran bertambah
  3. Keadaan politik menjadi kurang stabil.  

 Itu dia latar belakang dan dampak dari Revolusi Industri. Semoga bermanfaat!

 

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm