Karena kamu rasa itu ada
Kau tahu,
Senja itu seperti kamu
Tak pernah bisa tergapai dengan jemariku
Tak bisa teraih oleh jutaan rindu
Terkadang,
Aku ingin seperti angin
Yang membawa puing kenangan
Yang membawa sejuta asa.
Aku ingin menjadi sejuta cahaya
Yang bisa membiaskan keindahanmu
Yang menjingga di langit sore
Yang bersinar layaknya senja
Tentu saja tak bisa
Aku hanyalah aku
Yang hanya punya kenangan biasa
Yang kebetulan ada kamu di dalamnya.
Senjakala
Satu dua kata yang kuganti
Tuk memanggil kembali
Bait-bait kenang dalam simfoni langgam hati
Bukan puisi,Tetapi rangkaian ujar berima sunyi
Senandung elegi
Satu dua ingatan pergi
Bersama pupus ribuan denah mimpi
Bukan puisi,
Hanya dongeng angan yang begitu teringini
Tak mungkin kembali
Lantunan soliteri
Dari bayang pantul bias asa
Kupincing di antara sela,
Celah cahaya di kiasan rona selaksa jingga
Lembayung senja
Puisi yang hasilnya pun merindu kata
Dalam satu dua senyawa warna
Di bait-bait cinta
Lirik syahdu
Memutik sendu
Dalam ramainya sepi,
Yang kurindu….
Tertiup bayu…
Sayup-sayup hidup,
Di memori kelu
Ingatan lalu
Yang kupaksa berlalu
Hilang dalam memori berdebu
Hening mendayu di ritme waktu
Saat hitung laju tuju
Dalam langkah seribu deru
Bertajuk renung di relung qalbu
Satu dua kekata…
Menjelas perihal betapa,
Berartinya makna…
Senja Yang Selalu Kunanti
Benar kata orang
Ternyata pesonamu begitu melekat
Benar kata orang
Indahmu menyejukkan mata
Benar kata orang
Warnamu menenangkan hat
iBahkan benar pula kata orang
Ternyata hadirmu hanya sesaat
Berulang kali kiranya aku selalu menantimu
Sepulang dari kantorku
Sepulang dari letihku
Ku sempatkan untuk menjumpaimu
Melihatmu membuat letih ini berkurang
Memandangmu membuat mata ini berbinar
Andai kau dapat ku simpan untuk waktu yang lebih lama
Akan ku buatkan untuk mu tempat terindah di ruangku
Agar tak terasa beban yang ku pangku
Agak tak terasa resah yang menggebu
Kau senjaku, yang selalu ku nanti
Ssumber: Mypurohith