Sonora.ID - Berikut ulasan selengkapnya mengenai "Himpunan Puisi Tentang Senja, Bisa Untuk Ungkapan Suasana Hati".
Senja menjadi salah satu waktu yang paling menarik dan indah untuk dilalui. Sebab ketika matahari menuju terbenam aka nada nuansa hangat yang disebarkan oleh langit.
Perasaan mendalam seperti nyaman, cinta hingga rindu akan membaur kepada orang-orang yang melihatnya.
Bahkanterkadang seorang pujangga mampu menyiarkan syair-syair indahnya lantaran merasakan kehangatan senja.
Berikut beberapa puisi senja yang indah dan mengena di hati yang bisa kamu nikmati:
Baca Juga: Kumpulan 10 Puisi Sapardi Djoko Darmono yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Kumpulan Puisi tentang Senja
Sendu merindu
Pagi ini enggan rasa untuk bangun
Ku buka jendela, masih banyak rintik hujan menetes di tepi teras ku
Aku berharap matahari datang lebih awal
Menyinari genangan hujan yang masih tersisah
Merindu sungguh aku rindu
Hatiku terasa sendu, pilu yang melengggu
Kian memicu aroma tubuh mu di pikiranku
Namun, aku tau itu telah berlalu
Berlalu menyisakan kisah dan luka
Membuat cerita di goresan luka nya dengan imajenasi di kisah nya
Aku rela
Senjaku
Ketika proses mulai menjadi angka
Dan senja pergi meninggalkan mentari
Tak satupun terlihat terang
Begitupula di kejauhan
Keheningan terbias dan menunggumu
Namun senja tak pernah mengingkari
kesepakatan pergi dan selalu kembali esok hari
Tak pernah lari
Selalu tiba sempurna waktu
Menunggu mentari dan pergi bersamannya
Tak kau sadari betapa indah hari itu
Batapa indah ombak berderu
Menyerbu bibir pantai
Seakan membawa rindu yang hanyut bersamamu
Aksara Senja
Bias jingga di ujung cakrawala
Terukir indah dalam remang
Lembayung menata warna
Di garis lurus sang surya senja
Embusan bayu
Membelai pucuk riak
Berkejaran menuju pantai
Menghempas di tepian karang
Pecah berderai menciprak pasir
Camar kepakkan sayap
Terbang edari tiang sampan
Memekik di antara desiran angin
Lalu pergi tinggalkan jejak
Redup lentera bahtera nelayan
Datang menghampiri gelap
Meninggalkan pesisir pantai
Berharap anugerah akan datang
Menjingga Bersamamu
Ada kata yang sulit terucap
Ada bibir yang enggan bicara
Ada rasa yang enggan tuk diam
Ada rindu yang terus menguar
Semua itu karena kamu
Karena kamu yang kurindu
Karena kamu yang kucinta
Karena kamu rasa itu ada
Kau tahu,
Senja itu seperti kamu
Tak pernah bisa tergapai dengan jemariku
Tak bisa teraih oleh jutaan rindu
Terkadang,
Aku ingin seperti angin
Yang membawa puing kenangan
Yang membawa sejuta asa.
Aku ingin menjadi sejuta cahaya
Yang bisa membiaskan keindahanmu
Yang menjingga di langit sore
Yang bersinar layaknya senja
Tentu saja tak bisa
Aku hanyalah aku
Yang hanya punya kenangan biasa
Yang kebetulan ada kamu di dalamnya.
Senjakala
Satu dua kata yang kuganti
Tuk memanggil kembali
Bait-bait kenang dalam simfoni langgam hati
Bukan puisi,Tetapi rangkaian ujar berima sunyi
Senandung elegi
Satu dua ingatan pergi
Bersama pupus ribuan denah mimpi
Bukan puisi,
Hanya dongeng angan yang begitu teringini
Tak mungkin kembali
Lantunan soliteri
Dari bayang pantul bias asa
Kupincing di antara sela,
Celah cahaya di kiasan rona selaksa jingga
Lembayung senja
Puisi yang hasilnya pun merindu kata
Dalam satu dua senyawa warna
Di bait-bait cinta
Lirik syahdu
Memutik sendu
Dalam ramainya sepi,
Yang kurindu….
Tertiup bayu…
Sayup-sayup hidup,
Di memori kelu
Ingatan lalu
Yang kupaksa berlalu
Hilang dalam memori berdebu
Hening mendayu di ritme waktu
Saat hitung laju tuju
Dalam langkah seribu deru
Bertajuk renung di relung qalbu
Satu dua kekata…
Menjelas perihal betapa,
Berartinya makna…
Senja Yang Selalu Kunanti
Benar kata orang
Ternyata pesonamu begitu melekat
Benar kata orang
Indahmu menyejukkan mata
Benar kata orang
Warnamu menenangkan hat
iBahkan benar pula kata orang
Ternyata hadirmu hanya sesaat
Berulang kali kiranya aku selalu menantimu
Sepulang dari kantorku
Sepulang dari letihku
Ku sempatkan untuk menjumpaimu
Melihatmu membuat letih ini berkurang
Memandangmu membuat mata ini berbinar
Andai kau dapat ku simpan untuk waktu yang lebih lama
Akan ku buatkan untuk mu tempat terindah di ruangku
Agar tak terasa beban yang ku pangku
Agak tak terasa resah yang menggebu
Kau senjaku, yang selalu ku nanti
Ssumber: Mypurohith