Sonora.ID - Dalam pelajaran Sejarah, siswa akan diajarkan materi tentang peninggalan Kerajaan Tarumanegara beserta sejarahnya.
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua kedua di Indonesia.
Di pulau Jawa, kerajaan ini adalah kerajaan Hindu pertama.
Kerajaan Tarumanegara berdiri sekitar tahun 450 Masehi.
Kerajaan ini diperkirakan berlokasi di lembah Sungai Citarum, Jawa Barat, berdasarkan prasasti-prasasti dari Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di antara Sungai Citarum dan Sungai Cisadane.
Poerbatjaraka memperkirakan pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara terletak di Bekasi, berdasarkan isi Prasasti Tugu.
Wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten.
Baca Juga: Sejarah dan Isi Perjanjian Giyanti yang Sebabkan Kerajaan Mataram Pecah
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Dikutip dari situs Kompas.com dan buku Bank Soal IPS SD/MI kelas 4, 5, dan 6, ada tujuh buah prasasti yang menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang isinya disusun dalam bentuk syair, tetapi tidak berangka tahun.
Adapun peninggalan Kerajaan Tarumanegara yaitu
1. Prasasti Ciaruteun (Citarum)
Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun Bogor.
Pertama kali ditemukan pemimpin Bhataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1863.
Prasasti ini memiliki ukuran 200 cm x 150 cm.
Isi prasastinya terdiri dari empat baris, yang ditulis dalam bentuk puisi India:
vikkrantasyavanipateh
crimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya
vishnoriva padadvayam
Adapun arti isi Prasasti Ciaruteun yaitu:
"Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara."
2. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukan di daerah perkebunan kopi, Kampung Muara Hilir Kecamatan Cibungbulang Bogor oleh seorang pemilik perkebunan kopi bernama Jonathan Rigg pada tahun 1863.
Terdapat dua prasati yang ditemukan saat itu, sehingga dikenal dengan nama Prasasti Kebon Kopi I dan Prasasti Kebon Kopi II.
Prasasti Kebon Kopi I disebut juga sebagai Prasasti Tapak Gajah, karena pada permukaannya terdapat pahatan tapak kaki gajah. Isi Prasasti ini menceritakan tentang gajah yang ditunggangi oleh Raja Purnawarman.
Prasasti Kebon Kopi II (disebut juga Prasasti Pasir Muara atau Prasasti Rakryan Juru Pengambat) ditulis dalam aksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno.
Isi Prasasti Kebon Kopi II yaitu: "Batu peringatan ini adalah ucapan Rakryan Juru Pengambat pada tahun 458 Saka (932 Masehi), bahwa tatanan pemerintah dikembalikan kepada kekuasaan Raja Sunda."
3. Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Koleangkak
Prasasti ini yang ditemukan di daerah perkebunan Jambu Bukit Koleangkak (30 km sebelah barat Bogor).
Sama seperti penemu prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu ditemukan oleh Jonathan Rigg pada tahun 1854.
Di prasasti ini, terpahat sepasang telapak kaki yang diberi keterangan dalam bentuk puisi dua baris.
Adapun arti dari isi Prasasti Jambu yaitu:
"Yang termasyur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya."
4. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di desa Tugu Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini berisi tentang proses penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan Sungai Gomati sepanjang 11-12 km oleh Purnawarman.
Penggalian dua sungai ini bertujuan agar terhindar dari bencana alam berupa banjir dan kekeringan yang terjadi di musim kemarau.
Prasasti ini termasuk prasasti yang terpanjang buatan Raja Purnawarman.
Prasasti ini dipahat pada sebuah batu bulat panjang.
Baca Juga: 12 Silsilah Kerajaan Majapahit: dari Raja Wijaya sampai Raja Girindrawardhana
5. Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak ditemukan di tahun 1947 di Desa Lebak di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Banten Selatan.
Penemunya prasasti ini dilaporkan oleh kepala Dinas Purbakala Toebagoes Roesjan.
Prasasti Cidanghiang berisi pujian kepada Purnawarman sebagai panji seluruh raja, keberanian, keagungan, dan keperwiraan yang sesungguhnya dari seluruh raja dunia.
6. Prasasti Muara Cianten
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara selanjutnya adalah Prasasti Muara Cianten.
Prasasti ini ditemukan oleh N.W. Hoepermans di tepi Sungai Cisadane pada tahun 1864.
Adapun arti dari isi Prasastinya yaitu:
"Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada Raja Sunda."
7. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan pada tahun 1864 oleh N.W. Hoepermans.
Prasasti ini ditemukan di sebuah kawasan hutan perbukitan Cipamingkir, Kabupaten Bogor.
Prasasti Awi berisi pahatan gambar dahan, ranting, daun, buah-buahan, serta sepasang telapak kaki.
Nah itulah tadi tujuh peninggalan kerajaan Tarumanegara yang jadi momen sejarah kehadiran kerajaan ini.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google New