Pada 14 Agustus 1947, Sidang Dewan PBB pun dilaksanakan di Lake Success, New York, Amerika Serikat.
Agenda Sidang Dewan PBB ini adalah untuk membahas mengenai konflik antara Indonesia dengan Belanda, khususnya setelah Agresi Militer Belanda I.
Setelah sidang, Belanda dan Indonesia pun bersedia melakukan gencatan senjata dan berunding dalam Sidang Dewan PBB di AS.
Sidang Dewan PBB menghasilkan dua keputusan, yaitu:
- Indonesia diwajibkan untuk membuat laporan yang sesungguhnya tentang keadaan di Indonesia
- Pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN) yang akan memberikan jasa-jasa baik untuk membantu menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda
Membentuk Komisi Tiga Negara
Lantaran masalah Agresi Militer Belanda I yang tidak kunjung usai, pemerintah Indonesia mengundang Menteri Luar Negeri Australia, Herbert Vere Evatt, untuk membantu menyelesaikannya.
Evatt, yang didukung oleh Perdana Menteri Australia Joseph Benedict Chifley, lantas membawa masalah Indonesia dan Belanda ke Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Hasil Sidang PPKI Pertama di Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Bantuan lain yang juga diberikan Australia yaitu dengan mengusulkan rancangan resolusi.
Rancangan resolusi ini berisi usulan Australia kepada Dewan Keamanan PBB untuk meminta Belanda dan Indonesia menerima komisi arbitrasi tiga pihak.
Laporan yang dikirim pihak Australia pun diterima dengan baik oleh Dewan Keamanan PBB.
Setelah itu, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) pada 26 Agustus 1947. Terdapat tiga negara yang menjadi anggota KTN, yaitu Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
Berikut ini tugas KTN sesuai hasil pertemuan di Sydney, pada 20 Oktober 1947.
- Membantu menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda secara damai.
- Berusaha mendekatkan kedua belah pihak guna menyelesaikan persoalan-persoalan militer dan politik.
- Mempertemukan kembali Indonesia dan Belanda dalam Perundingan Renville
Membentuk UNCI
Setelah Sidang Dewan Keamanan PBB dilakukan, permasalahan Indonesia dengan Belanda masih belum juga terselesaikan.
Belanda masih bersikeras ingin melakukan Agresi Militer Belanda II agar bisa menguasai Tanah Air.
Sikap keras yang terus dilakukan oleh Belanda pun mendorong PBB mengambil tindakan tegas.
PBB membentuk United Nations Commisions for Indonesia (UNCI) pada 28 Januari 1948 untuk menghentikan sengketa antara Indonesia dengan Belanda.
UNCI yang dipimpin oleh Merle Cochran dari AS berhasil membawa Indonesia dan Belanda ke Perjanjian Roem-Royen.
Akan tetapi, upaya UNCI masih belum juga membuahkan hasil yang berarti bagi Indonesia.
Demikian penjelasan mengenai berbagai peran PBB bagi kemerdekaan Indonesia sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 4 Tujuan PBB sebagai Organisasi Internasional Terbesar di Dunia