31. Emas tahan uji: orang ahli berani ditanya.
32. Esa hilang dua terbilang: kuat bersikeras untuk melakukan sesuatu. Seorang pemimpin meninggal meninggal dunia akan muncul beberapa orang penggantinya.
33. Gadai terdorong kepada Cina: sesuatu yang telah diperbuat tidak bisa ditarik kembali.
34. Gagak putih bangau hitam: sesuatu yang mustahil terjadi.
35. Gajah mati karena gadingnya: seseorang meninggal dunia karena kelebihan (keunggulan) yang dimilikinya.
36. Gajah mati meninggalkan gading: jika orang baik meninggal dunia, kebaikannya akan dikenang orang banyak.
37. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari: kelakuan (perilaku) guru (atasan) akan ditiru oleh murid-muridnya (bawahannya).
38. Habis perkara, nasi telah menjadi bubur: tidak ada guna manfaatnya lagi untuk diperbincangkan.
39. Hangat-hangat tahi ayam: kemauan hati yang tidak kuat.
40. Harimau mati karena belangnya: mendapatkan kecelakaan karena menunjukkan kelebihannya.
41. Ombak kecil jangan diabaikan: persoalan kecil jangan dianggap enteng.
42. Ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang: hanya mau senang-senang atau harta saja.
43. Nasi sudah jadi bubur: sudah terlanjur terjadi.
44. Hidup bercermin bangkai: dalam kehinaan dan malu yang teramat sangat.
45. Serapat-rapat menyimpan bangkai pasti tercium juga: walau menutupi kejahatan, pasti akan diketahui orang juga.
Baca Juga: Konjungsi Pertentangan Bahasa Indonesia: Pengertian dan Contoh Kalimat
46. Semudah membalik telapak tangan: terlalu mudah.
47. Gayung bersambut kata berbalas: selalu mendapat tanggapan atau balasan.
48. Bagai orang tua kebakaran jenggot: sangat gusar sekali.
49. Selama hayat masih dikandung badan: selama masih hidup, tidak boleh putus asa.
50. Seperti anak ayam kehilangan induknya: orang yang mengalami kebingungan dan kebimbangan dalam hatinya.
51. Delima merekahkan diri: membuka aib (rahasia) diri sendiri.
52. Di luar merah, di dalam pahit: nampak baik di luar, namun buruk di dalamnya.
53. Diam-diam ubi: nampak pendiam, namun banyak berpengetahuan (berpengalaman).
54. Diambil pati dibuang ampas: diambil yang penting-pentingnya saja.
55. Dilihat rupa dimakan rasa: sesuatu yang telah dibuktikan dan disaksikan orang.
56. Dimabuk bayang-bayang: gila kepada sesuatu yang mustahil bisa didapatkannya.
57. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung: di mana pun juga kita berdiam (tinggal), hendaklah mengikuti adat istiadat yang berlaku di daerah itu.
58. Di mana bunga yang kembang di situlah banyak kumbang: di mana banyak wanita cantik, maka di situ pula banyak lelaki.
59. Di mana tiada rotan, akarpun jadi: meski kurang baik, namun dapat digunakan (dipakai) pula. Jika tidak ada yang baik, maka yang kurang baik pun boleh juga.
60. Emas berpeti kerbau berkandang: harta kekayaan itu hendaknya disimpan pada tempatnya dengan sebaik-baiknya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.