Sonora.ID - Mari simak ulasan tentang contoh peribahasa Indonesia dan artinya yang penting untuk dipelajari berikut ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang dapat mengiaskan suatu arti.
Peribahasa biasanya dibuat dalam bentuk kalimat atau kata yang singkat untuk mengungkapkan suatu nasihat, nilai moral, dan prinsip melalui arti kiasan.
Sebagai masyarakat Indonesia yang baik, penting untuk mempelajari peribahasa karena kata kiasan ini kerap muncul dalam percakapan sehari-hari.
Untuk itu, langsung saja simak ulasan tentang contoh peribahasa Indonesia dan artinya berikut ini.
Baca Juga: Kata Rujukan: Pengertian, Jenis dan Contoh Kalimat, Lengkap!
1. Ada hujan ada panas: Tuhan menciptakan sesuatu secara berpasang-pasangan.
2. Darah lebih kental daripada air: hubungan keluarga lebih kuat dari hubungan apa pun.
3. Datang tak dijemput, pulang tak diantar: orang yang tidak diharapkan kehadirannya.
4. Ilmu orang dihormati, lebih orang dihargai: kepandaian dan kelebihan seseorang harus dihargai.
5. Hidup segan mati tak mau: keadaan seseorang yang hidupnya sulit tapi masih bertahan.
6. Hendak menggaruk, tidak berkuku: ingin melakukan sesuatu namun tidak ada alat pendukungnya.
7. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah: selama hidup, manusia hendaknya taat pada adat kebiasaan masyarakat.
8. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang: orang yang selalu berbuat baik jika meninggal akan selalu dikenang.
9. Dunia tak seluas daun kelor: jalan keluar dari masalah pasti ada.
10. Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu: kata-kata manis yang mengandung maksud jahat.
11. Air beriak tanda tak dalam: orang yang banyak cakap karena sombong dan lain-lain.
12. Bagai air di daun talas: tidak punya pendirian dan selalu berubah-ubah.
13. Bagai air dengan minyak: dua orang yang tidak mau bersatu.
14. Air susu dibalas air tuba: kebaikan yang dibalas dengan kejahatan.
15. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna: berpikir dahulu sebelum berbuat sesuatu.
16. Bagai siang dan malam: dua hal yang tidak mungkin dipertemukan.
17. Tabir sudah tergantung, tikar sudah terbentang: telah dilakukan persiapan untuk mengadakan pesta.
18. Tahu makan tahu simpan: dapat menyimpan suatu rahasia.
19. Bagaimana ditanam, begitulah dituai: tiap orang yang berbuat jahat, maka akan dibalas dengan kejahatan, begitu juga sebaliknya.
20. Ada air, ada ikan: di mana kita tinggal, pasti akan ada rezeki.
Baca Juga: Kata Keterangan: Pengertian, Jenis dan Contoh
21. Bagai duri dalam daging: selalu ingat perasaan yang kurang menyenangkan hatinya.
22. Bagai galah di tengah arus: selalu berkeluh kesah karena mendapatkan kemalangan (kesusahan).
23. Bagai galah dijual: sudah habis binasa harta kekayaannya.
24. Bagai garam jatuh ke laut: nasihat (saran) yang mudah diterima orang lain.
25. Bagai itik pulang petang: amat lambat perjalanannya.
26. Bagai katak dalam tempurung: sangat sempit pengetahuan, pengalaman, dan juga pandangannya.
27. Bagai kucing lepas senja: sangat sulit didapatkan (dicari).
28. Bagai makan di daun pisang, habis makan piring dibuang: seseorang yang merasa bersedih hati mengingat jasanya telah diabaikan orang.
29. Bagai manik putus talinya: air mata yang jatuh bercucuran sebab mendengar berita yang menyedihkan.
30. Bagai mendapat durian runtuh: mendapat keuntungan besar yang tidak disangka-sangka.
31. Emas tahan uji: orang ahli berani ditanya.
32. Esa hilang dua terbilang: kuat bersikeras untuk melakukan sesuatu. Seorang pemimpin meninggal meninggal dunia akan muncul beberapa orang penggantinya.
33. Gadai terdorong kepada Cina: sesuatu yang telah diperbuat tidak bisa ditarik kembali.
34. Gagak putih bangau hitam: sesuatu yang mustahil terjadi.
35. Gajah mati karena gadingnya: seseorang meninggal dunia karena kelebihan (keunggulan) yang dimilikinya.
36. Gajah mati meninggalkan gading: jika orang baik meninggal dunia, kebaikannya akan dikenang orang banyak.
37. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari: kelakuan (perilaku) guru (atasan) akan ditiru oleh murid-muridnya (bawahannya).
38. Habis perkara, nasi telah menjadi bubur: tidak ada guna manfaatnya lagi untuk diperbincangkan.
39. Hangat-hangat tahi ayam: kemauan hati yang tidak kuat.
40. Harimau mati karena belangnya: mendapatkan kecelakaan karena menunjukkan kelebihannya.
41. Ombak kecil jangan diabaikan: persoalan kecil jangan dianggap enteng.
42. Ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang: hanya mau senang-senang atau harta saja.
43. Nasi sudah jadi bubur: sudah terlanjur terjadi.
44. Hidup bercermin bangkai: dalam kehinaan dan malu yang teramat sangat.
45. Serapat-rapat menyimpan bangkai pasti tercium juga: walau menutupi kejahatan, pasti akan diketahui orang juga.
Baca Juga: Konjungsi Pertentangan Bahasa Indonesia: Pengertian dan Contoh Kalimat
46. Semudah membalik telapak tangan: terlalu mudah.
47. Gayung bersambut kata berbalas: selalu mendapat tanggapan atau balasan.
48. Bagai orang tua kebakaran jenggot: sangat gusar sekali.
49. Selama hayat masih dikandung badan: selama masih hidup, tidak boleh putus asa.
50. Seperti anak ayam kehilangan induknya: orang yang mengalami kebingungan dan kebimbangan dalam hatinya.
51. Delima merekahkan diri: membuka aib (rahasia) diri sendiri.
52. Di luar merah, di dalam pahit: nampak baik di luar, namun buruk di dalamnya.
53. Diam-diam ubi: nampak pendiam, namun banyak berpengetahuan (berpengalaman).
54. Diambil pati dibuang ampas: diambil yang penting-pentingnya saja.
55. Dilihat rupa dimakan rasa: sesuatu yang telah dibuktikan dan disaksikan orang.
56. Dimabuk bayang-bayang: gila kepada sesuatu yang mustahil bisa didapatkannya.
57. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung: di mana pun juga kita berdiam (tinggal), hendaklah mengikuti adat istiadat yang berlaku di daerah itu.
58. Di mana bunga yang kembang di situlah banyak kumbang: di mana banyak wanita cantik, maka di situ pula banyak lelaki.
59. Di mana tiada rotan, akarpun jadi: meski kurang baik, namun dapat digunakan (dipakai) pula. Jika tidak ada yang baik, maka yang kurang baik pun boleh juga.
60. Emas berpeti kerbau berkandang: harta kekayaan itu hendaknya disimpan pada tempatnya dengan sebaik-baiknya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.