“Tidak ada negara maju tanpa kebiasaan membaca didalamnya karena dengan membaca seseorang didorong kreatif, berinovatif, dan produktif, tambah Adin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sulawesi Utara Arsipan Nani mengatakan ukuran parameter kemajuan suatu di daerah dilihat dari tiga aspek. Pertama indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencakup pendidikan, termasuk perpustakaan di dalamnya. Kedua kesehatan, dan ketiga adalah pendapatan per kapita masyarakat.
Hasilnya, IPM Sulawesi Utara pada 2022 menurut data BPS, tambah Arsipan, pada angka 73,81. Sedangkan untuk Kabupaten Kep. Sitaro berada pada level sedang, yakni 68,94.
Maka itu, perpustakaan bukan lagi sebagai simbol tempat membaca. Banyak capaian dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) yang terbukti berhasil mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
“Keberhasilan program TPBIS tampak dari yang sudah dilakukan Perpustakaan Desa Lehi di Kabupaten Kep. Sitaro yang menghasilkan produk kerajinan tangan dari kerang dan manisan pala, atau pembuatan mebel yang merupakan binaan dari Perpustakaan Desa Leilem di Kabupaten Minahasa,” ungkap Arsipan.
Di sela-sela kegiatan peresmian, Kepala Perpusnas turut menyerahkan stimulan mobil perpustakaan keliling (MPK) kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Minahasa Selatan.