Sonora.ID - Berikut adalah penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, dan anggota AFTA (ASEAN Free Trade Area).
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan inisiatif regional yang signifikan di Asia Tenggara, yang bertujuan untuk menciptakan sebuah pasar bebas di antara negara-negara anggota ASEAN.
Dalam upaya untuk memperkuat integrasi ekonomi di kawasan ini, AFTA berperan sebagai tonggak penting dalam pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang lebih terintegrasi.
AFTA diperkenalkan pada tahun 1992 dengan tujuan utama untuk menghapuskan hambatan perdagangan antara negara-negara anggota, termasuk tarif bea masuk, hambatan non-tarif, dan regulasi perdagangan yang membatasi arus barang dan jasa di antara mereka.
Melalui AFTA, ASEAN berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, dan mencapai kemakmuran bersama di kawasan ini.
Salah satu aspek penting dari AFTA adalah pengurangan tarif bea masuk. Negara-negara anggota sepakat untuk mengeliminasi atau mengurangi tarif bea masuk pada sejumlah barang yang ditentukan.
Langkah ini bertujuan untuk mendorong perdagangan intra-ASEAN dan mendorong kegiatan ekspor yang lebih intensif di antara negara-negara anggota.
Dalam menjalankan AFTA, negara-negara anggota ASEAN juga mengadopsi prinsip non-diskriminasi dan perlakuan yang sama terhadap mitra dagang ASEAN.
Baca Juga: Dukung KTT ASEAN ke-42, Promenade Marina di Labuan Bajo Zona 4 Segera Rampung
Hal ini berarti bahwa setiap negara anggota harus memberikan perlakuan yang setara kepada barang dan jasa yang berasal dari negara anggota lainnya.
Di dalam artikel ini, Sonora akan memberikan paparan soal latar belakang pembentukan AFTA, tujuan-tujuannya yang penting, dan anggota-anggota yang terlibat dalam inisiatif perdagangan ini.
Dengan memahami hal tersebut, pembaca diharap dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang AFTA dan dampaknya terhadap integrasi ekonomi di kawasan ASEAN.
Maka, untuk tahu lebih jauh, simak penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, dan anggota AFTA sebagaimana yang Sonora kutip dari Kompas.com berikut ini.
Latar Belakang Pendirian AFTA
AFTA dibentuk saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura pada 1992.
Harapannya, peningkatan daya saing ekonomi dan ASEAN sebagai basis produksi dunia, dapat dicapai dalam waktu 15 tahun, yakni sejak 1993 hingga 2008.
Namun, rencana ini dipercepat menjadi 2003, dan kian dipercepat menjadi 2002.
Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya ASEAN Sebagai Organisasi Perkumpulan Negara-negara
Skema ini dilakukan lewat penurunan tarif antara 0 sampai 5 persen, penghapusan pembatasan kuantitatif, dan hambatan non-tarif lainnya.
Selanjutnya, muncul kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, pada 2010.
Sementara bagi Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam pada 2015.
Produk yang dikatagorikan dalam general exception adalah produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan dalam CEPT-AFTA.
Karena alasan keamanan nasional, keselamatan, atau kesehatan manusia, binatang, dan tumbuhan, serta melestarikan obyek arkeologi dan budaya.
Indonesia mengategorikan produk dalam kelompok senjata dan amunisi, minuman beralkohol, dan sebagainya sebanyak 68 pos tarif sebagai general exception.
Tujuan AFTA
Berikut beberapa tujuan AFTA (ASEAN Free Trade Area):
- Menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif, sehingga produknya memiliki daya saing kuat di pasar global
- Menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI)
- Meningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade).
Baca Juga: 5 Peran Indonesia dalam ASEAN di Berbagai Bidang, dengan Penjelasannya
Anggota AFTA
Melansir Kompas.com, berikut adalah beberapa negara anggota AFTA:
Saat AFTA dibentuk pada tahun 1992, anggota ASEAN baru terdiri dari enam negara, yaitu Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Sebanyak enam negara ASEAN itu, termasuk Indonesia, langsung bergabung menjadi anggota AFTA.
Sementara empat anggota ASEAN lainnya baru meratifikasi AFTA setelah bergabung dengan ASEAN.
Seperti Vietnam baru bergabung menjadi anggota AFTA pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997, dan Kamboja pada 1999. Saat ini, AFTA terdiri dari sepuluh negara anggota ASEAN.
Demikian penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, dan anggota AFTA (ASEAN Free Trade Area) sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: PLN Bersama Polri Bersinergi Amankan Infrastruktur Listrik KTT ASEAN di Labuan Bajo