Erupsi efusif
Erupsi efusif adalah vulkanisme yang terjadi ketika magma yang sangat panas dengan viskositas (kekentalan) yang rendah keluar dari dalam bumi.
Baca Juga: 10 Film Tentang Bencana Alam yang Menegangkan dan Menyayat Hati
Magma yang cair (tidak terlalu kental) membuat gas terlarut dapat keluar dengan mudah.
Kandungan gas dalam erupsi efusif juga tidak terlalu banyak sehingga, magma mengalir keluar tanpa menimbulkan ledakan yang besar.
Sehingga, erupsi efusif kerap disebut sebagai lelehan lava. Karena tidak menimbulkan ledakan yang besar, erupsi efusif membentuk gunung api yang landai.
Erupsi efusif membentuk gunung berapi yang landai dan menyerupai perisai. Contoh gunung api tipe perisai adalah:
Erupsi eksplosif
Kebalikan dengan erupsi efusif, erupsi eksplosif adalah gejala vulkanisme yang terjadi ketika magma dengan viskositas tingi keluar dari dalam bumi.
Magma yang lebih dingin dan lebih kental dapat membeku dan menyumbat lubang magma.
Sedangkan gas yang terkandung di dalam gunung berapa berjumlah besar. Gas yang tersumbat akibat magma terus-menerus meningkat tekanannya.
Ketika tekanan makin tinggi, sumbatan tersebut pecah menjadi fragmen piroklastik. Menimbulkan ledakan atau letusan gunung berapa yang dahsyat.
Erupsi eksplosif terjadi dalam aliran yang sangat cepat dan tiba-tiba, mencapai kecepatan 700 kilometer per jam. Sehingga, sangat berbahaya, menimbulkan banyak korban jiwa, dan menimbulkan kerusakan yang luas.
Erupsi eksplosif menghasilkan gunung berapi yang curam menyerupai kerucut atau yang disebut sebagai gunung api tipe strato.
Contoh gunung api tipe strato yang dihasilkan erupsi eksplosif adalah:
Suatu gunung juga bisa memiliki kedua tipe erupsi. Erupsi efusif dan eksplosif menghasilkan tipe gunung berapi maar yang tidak terlalu curam dan memiliki kawah besar.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 10 Gunung Tertinggi di Asia, Salah Satunya Ada di Indonesia!