Banjarmasin, Sonora.ID - Dari sebanyak 197 lokasi parkir di Banjarmasin, baru 80 lokasi diantaranya yang sudah menerapkan E-Parkir. Atau baru sekitar 40 persen.
Hal ini menunjukan, bahwa masih banyak lokasi parkir yang belum menerapkan digitalisasi untuk transparansi pendapatan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin, Slamet Begjo menargetkan, hingga akhir tahun 2023, lokasi parkir yang yang dikenakan retribusi dapat menerapkan E-Parkir seluruhnya.
"Kita targetkan tahun ini semua bisa menerapkan E-Parkir," ucapnya kepada Smart FM Banjarmasin, di sela-sela Sosialisasi dan Evaluasi penerapan E-Parkir, di salah satu hotel berbintang, Kamis (25/5) pagi.
Slamet mengakui, ada sejumlah kendala yang ditemui dalam penerapan E-Parkir. Salah satunya aplikasi yang sering bermasalah atau error.
"Dari masyarakat sendiri banyak mengeluhkan prosesnya. Mulai dari perekam data hingga saat bayarnya," ungkapnya.
"Kita akan mencoba untuk menggaet langsung pihak pengelola agar dapat menangani kendala di lapangan," sambung Slamet.
Dengan begitu, lanjut Slamet, tidak memerlukan scan foto saat penggunaan aplikasi. Tapi data bisa tetap masuk kedalam sistem.
Terkait pengadaan alat print out untuk mencetak karcis, Slamet menekankan, bahwa hal itu menjadi urusan dari pengelola.
Sementara pihaknya hanya memfasilitasi penyediaan alat dari pengelola aplikasi kepada para pengelola parkir.
Baca Juga: Telur Retak Laris! Pilihan Warga Banjarmasin saat Harga Melejit
"Baik itu nanti akan di cicil atau cash untuk pembayaran, kami hanya menargetkan semua lokasi parkir retribusi bisa menggunakannya tahun ini," ungkapnya.
Lebih jauh, Ia menyampaikan, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Dishub pada tahun 2023 sebesar Rp12,5 miliar.
Sedangkan dari sektor retribusi parkir mengisi setengah target tersebut, dengan perkiraan target sekitar Rp6 miliar.
"Mengalami kenaikan dari sebelumnya sekitar Rp4 miliar," pungkasnya.
Disisi lain, setelah di launching Maret lalu, para juru parkir (jukir) rupanya belum bisa beradaptasi sepenuhnya kepada pemanfaatan teknologi.
Lukman, salah seorang pengelola parkir di kawasan Pasar Gadang mengeluhkan tentang aplikasi yang sering error saat digunakan.
"Kadang mau, kadang tidak. Sampai pernah didatangi oleh Dishub, namun besoknya error kembali," ungkapnya, saat ditemui Smart FM Banjarmasin.
Kendala lain yang didapatinya adalah, akun yang ada aplikasi tiba-tiba keluar (logout) secara sendirinya.
"Jadi harus masuk lagi, mana biasanya password nya berubah-ubah terus," tuturnya.
Belum lagi menurutnya, alat print out yang ternyata harus ditebus dan dicicil pembayarannya tiap bulan.
"Padahal di awal katanya itu gratis. Namun ternyata sekarang berbeda. Tentu kami sangat keberatan dengan ini," tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, juga melihat masih ada beberapa evaluasi dari penerapan E-Parkir.
"Mulai dari ada pengelolaan parkir yang belum mau menerapkan. Lalu ada juga Jukir yang tidak memiliki Handphone dan ada juga yang merasa dengan menggunakan aplikasi ini memperlambat proses parkir," ujarnya.
Sehingga dari semua itu, nantinya akan dilakukan optimalisasi terkait kendala yang ditemukan dari hasil evaluasi.
"Kita harapkan dengan E-Parkir targetnya pendapatan bisa naik lebih dari 100 persen. Selain itu potensi kebocoran yang selama ini terjadi juga bisa kita hindari," harapnya.
Oleh karena itu menurut Ibnu, selama beberapa bulan kedepan akan dilakukan pendampingan dan pembinaan bagi para pengelola parkir yang belum menerapkannya.
"Tapi kalau lewat dalam 6 bulan kedepan mereka tidak bisa mengikuti sebagaimana dengan ketentuan ini (menerapkan E-Parkir), kemungkinan izin parkirnya akan dicabut." tuntasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Aturan Baru, Calon Jamaah Haji Lansia Banjarmasin Pilih Mundur!