Bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Contoh bakteri gram positif adalah sebagai berikut
Aktinobakteria: sifatnya agak mirip fungi. Bakteri ini memiliki peptidoglikan pada dinding selnya serta tidak memiliki selaput inti. Contohnya: beberapa genus Streptomyces yang dapat menghasilkan antibiotik streptomisin.
Streptokokus: hidup di mulut dan saluran pencernaan manusia dan hewan lain.
Mikobakterium: mengandung senyawa lilin di dinding selnya. Contohnya: Mycobacterium tuberculosis penyakit TBC.
Klostridium: bersifat anaerobik. Contohnya: Clostridium tetani penyebab tetanus dan Clostridium botulinum penyebab penyakit botulisme.
Stafilokokus: biasanya hidup di hidung dan kulit. Bakteri ini termasuk bakteri patogen oportunistik yang menyebabkan penyakit bila sistem kekebalan tubuh inang sedang menurun.
Bakteri asam laktat: mampu memfermentasi gula dan menghasilkan asam laktat sebagai hasil akhirnya. Bakteri ini hidup secara alami di mulut dan vagina manusia.
Bakteri ini hidup di tanah dan saluran air, beberapa bersifat parasit pada tumbuhan atau hewan. Beberapa spesies hidup di saluran mukus manusia tetapi tidak menyebabkan penyakit.
Berdasarkan Cara Hidup
Berdasarkan cara hidupnya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri heterotrof dan autotrof, antara lain sebagai berikut.
a. Bakteri Heterotrof
Bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa organik dari organisme lainnya. Umumnya bakteri ini tidak berklorofil. Kehidupannya sangat tergantung pada bahan organik yang ada di sekitarnya, karena bakteri tersebut tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
Bakteri Parasit: bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya. Contohnya: Famili Spirochaetaceae (parasit dalam usus moluska bercangkang dua), Familia Treponemataceae (parasit pada vertebrata dan manusia), Borrelia burgdorferi, Borrelia recurrentis yang hidup pada hewan serta manusia, dan Borrelia novyi.
Bakteri Saprofit: bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan organik menjadi bahan anorganik. Perombakan bahan organik menjadi bahan anorganik terjadi melalui fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini biasanya menghasilkan gas-gas: CH4, CO2, H2S, N2, H2, dan NH3. Contoh bakteri saprofit adalah Escherichia coli, Thibacillus denitrificans, Desulfovirio desulfuricans, Metanobacterium omelianski dan Methanobacterium ruminatum, Clostridium sporageus.
Bakteri Patogen: bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada hospes/inang yang dihinggapi. Contohnya: Salmonella thyphosa, Vibrio comma, Clostridium tetani, Yersina pestis, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Treponema pallidum, Neisseria meningitidis, Corynebacterium diphtheriae, Pseudomonas cattelaye, P. Solanacearum, Mycobacteriu bovis, M. avium.
Bakteri apatogen: bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya, contohnya, Escherichia coli dan Streptomyces griseus.
b. Bakteri Autotrof
Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik. Proses pengubahan dapat terjadi dengan dua cara antara lain sebagai berikut.
Foto autotrof: bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Golongan bakteri foto autotrof atau bakteri fotosintetik terdiri atas bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri hijau memiliki pigmen hijau yang disebut dengan bakterioviridin atau bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu memiliki pigmen ungu, merah atau kuning. Pigmen ini disebut dengan bakteriopurpurin.
Kemoautotrof: bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia. Contoh bakteri jenis ini adalah Nitrosococcus, Nitrosomonas, Nitrosocystis, dan Nitrospira.