"Karena dikira cuma keseleo," tambahnya.
Baca Juga: Bazar Gempita Ramadan Berdayakan Perempuan Penyintas Kekerasan
Nyatanya, kondisi sang anak tidak mengalami perubahan. Hingga akhirnya, Ia bersama sang suami membawa anak ke tukang pijat ahli tulang.
"Disitu terbongkar bahwa tulang selangka anak saya itu patah. Lalu saya buktikan lagi rontgen ke RS dan ternyata betul patah," pungkasnya.
Namun, setelah menjalani proses pengobatan, Ia bersyukur anaknya saat ini kondisinya sudah jauh membaik.
"Tinggal satu kali rontgen dan dua kali terapi," tuntasnya.
Terakhir. Ia juga menyayangkan pihak sekolah seakan-akan menutupi persoalan yang menimpa anaknya.
Baca Juga: Kekerasan Perempuan & Anak Naik, DPRD Kalsel Desak DP3A Lakukan Riset
"Padahal tinggal tindak satu oknum saja. Jangan ditutup-tutupi," akhirnya.
Sebelumnya, Smart FM Banjarmasin sempat ke sekolah PAUD yang dimaksud oleh sang ibu.
Pihak sekolah belum mau memberikan komentar, dan hanya bilang pihaknya masih perlu menunggu mediasi yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Hal itu yang dibenarkan oleh perempuan yang bertindak sebagai kepala PAUD, Romeyuliyanti, saat mendampingi ketua yayasan.
Mereka berjanji akan memanggil awak media, setelahah proses mediasi selesai.
Baca Juga: Dugaan Kekerasan Siswa PAUD di Banjarmasin, Sekolah Buka Suara!