Indonesia
2021 : 9,71 persen
2022 : 9.57 persen
2021 : 7.36 persen
2022 : 7.34 persen
Tertinggi Kemiskinan di Sulut : Kab Bolsel, Kab Mitra, dan Kab.Kepl. Sangihe
Terendah Kemiskinan di Sulut : Kota Kotamobagu, Kota Tomohon, Kab. Boltim, dan Kota Manado
Presentase Kemiskinan Ekstrem
Indonesia
2021 : 2.14 persen
2022 : 2.04 persen
Sulut
2021 : 1.87 persen
2022 : 1.03 persen
Tertinggi Kemiskinan Ekstrem di Sulut : Kab Mitra dan Kab. Bolsel
Terendah Kemiskinan Ekstrim di Sulut : Kab. Boltim dan Kab Minsel
Disela pelaksanaan kegiatan Rakorev tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut (Ir. Diano Tino Tandaju,M.Erg) mengatakan bahwa Kemiskinan Ekstrem ini kolerasinya sangat kuat dengan stunting dimana stunting merupakan bagian pekerjaan yang koordinatornya adalah BKKBN, dan harapan setelah berkoordinasi dengan Bpk. Gubernur, Wakil Gubernur dan semuan Bupati/ Walikota Provinsi Sulawesi Utara untuk menyesuaikan Data karena ada terjadi penurunan data antara Kemiskinan dan Stunting belum cocok seperti Kabupaten Boltim Tingkat Kemiskinannya Nol tetapi angka Stuntingnya Tinggi.
Hal ini bisa menjadi polemik oleh karena itu akan diadakan pembahasan bersama lebih lanjut sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala BPS untuk bersama sama menetukan data agar ada kolerasi data antara BPS dan BKKBN.
Sebagaimana harapan Gubernur dan Wakil Gubernur bahwa Data Kemiskinan dan Stunting itu ada 1 (satu) Data, agar kedepan tersedia data yang dapat digunakan sebagai penuntun Kemiskinan dan Stunting.
Dan lebih memperhatikan tingkat Kemiskinan dan stunting itu dimana tidak hanya sebagai konsep tapi lebih langsung pada intervensi Kemiskinan dan Stunting tersebut.