Dengan membaca buku ini, Anda akan dapat memahami karya-karya Arswendo Atmowiloto dengan lebih mendalam.
2. Psikologi Penulis
Kondisi psikologis penulis tentu sangat memengaruhi kehidupan penulis itu sendiri, terutama karya-karya yang ditulisnya.
Kondisi psikologis ini berkaitan erat dengan latar belakang kehidupan penulis. Kondisi tersebut dapat memengaruhi suasana hati yang akan memengaruhi pikiran si penulis.
Contohnya adalah seorang penyair berkebangsaan Amerika, Sylvia Plath, yang terkenal karena karya-karyanya yang banyak mengisahkan kehidupannya.
Sylvia Plath mengalami depresi karena hal-hal yang terjadi di hidupnya, seperti kematian ayahnya dan suaminya yang meninggalkannya.
Hal ini lalu tertuang dalam puisi-puisinya, terutama judul Daddy dan Mad Girl’s Love Song.
3. Lingkungan Penulis
Baca Juga: Review Novel ‘Laut Bercerita', Perlu Siap Tisu Sebelum Baca!
Kondisi pada masyarakat di sekitar penulis ketika sedang menulis karya sastra juga memengaruhi tulisannya.
Banyak penulis yang menulis berdasarkan keresahannya atas kondisi masyarakat saat itu, misalnya kondisi sosial budaya, politik, ekonomi, pendidikan, dan isu-isu lainnya.
Contohnya adalah karya-karya sastrawan kondang, Pramoedya Ananta Toer, yang banyak mengangkat isu ketika Indonesia masih berada di bawah pemerintahan kolonialisme Belanda.
Novel-novel Pram sarat akan semangat perjuangan dan nilai-nilai nasionalisme. Hal ini menyebabkannya sempat ditangkap oleh Belanda karena tulisannya yang provokatif.
Karya legendaris Pram adalah empat buku yang tergabung dalam satu seri bertajuk Tetralogi Pulau Buru, dengan buku pertamanya berjudul Bumi Manusia.
Salah satu penulis perempuan asal Indonesia, Okky Madasari, juga banyak menulis karya yang bernada kritik terhadap kondisi lingkungan di masyarakat saat itu.
Contoh novel yang ditulis oleh Okky Madasari adalah Maryam, yang menceritakan tentang konflik Ahmadiyah di Lombok.
4. Subjektivitas Penulis
Kemampuan penulis dalam berpikir membuat pemikiran-pemikirannya akan tertuang dalam karya-karyanya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Novel yang Cocok Dibaca Sebelum Tidur
Seorang penulis memiliki ideologi dan pengetahuan yang berbeda-beda, sehingga hasil karya mereka akan merefleksikan hasil pemikiran yang juga berbeda.
Penting bagi kita untuk mengetahui di mana penulis berpijak dalam suatu isu karena akan memengaruhi cara pandangnya ketika menulis.
Novel Saman karya Ayu Utami menjadi kontroversi karena pembahasan mengenai seks yang dinilai liberal atau vulgar.
Novel ini menjadi novel dengan ideologi feminisme yang mendorong munculnya istilah Sastra Wangi.
Melalui karya-karyanya, Ayu Utami menuangkan pemikiran dan perasaannya tentang ketidakadilan terhadap perempuan dan hak-hak yang seharusnya perempuan dapatkan.
5. Penulis dengan Karya Sastra
Berdasarkan poin-poin di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa sebuah karya sastra tidak bisa dipisahkan dari penulisnya.
Memahami kondisi-kondisi penulis ketika membuat suatu karya menjadi cara yang bisa Anda lakukan untuk memahami novelnya dengan mudah.
Apabila Anda ingin mempelajari unsur ekstrinsik lebih jauh, atau teori lain tentang sastra, Anda dapat membaca buku Pengantar Teori Sastra yang ditulis oleh sastrawan besar Indonesia, Budi Darma.
Demikian paparan mengenai berbagai macam unsur ekstrinsik novel dan pengertiannya sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Pengertian Novel: Unsur-Unsur, Jenis, Lengkap dengan Ciri-Cirinya