4. Mendapat tongkat dari surga
Menurut kisah kenabian, Nabi Musa mendapat sebuah tongkat dari surga yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Dari tongkat tersebut Allah menitipkan banyak mukjizat bagi Nabi Musa.
Tongkat itu bisa memancarkan sinar ketika Musa dalam kegelapan. Apabila dalam perjalanan Musa merasa haus tetapi tidak ada air, tongkatnya dapat memancarkan air.
5. Tangan yang memancarkan cahaya
Mukjizat Nabi Musa selanjutnya adalah tangan yang dapat memancarkan cahaya putih dan sangat bersinar terang. Bukti mukjizat ini telah dijelaskan Allah dalam surat Thaha ayat 22-23.
"Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan kami yang sangat besar."
6. Mengubah tongkat jadi ular
Nabi Musa saat itu berhadapan dengan Raja Firaun yang termasuk kaum pembangkang dan tidak mau menyembah Allah. Di zaman itu juga, ilmu-ilmu sihir marak digunakan.
Para tukang sihir berlomba-lomba menciptakan ular tipuan untuk menghadapi Musa. Namun tidak dengan ular yang diciptakan dari tongkat Nabi Musa. Sebab ularnya mampu memusnahkan semua ular tipuan sihir.
Baca Juga: Pengertian Nabi dan Rasul Perbedaan, Sifat dan Tugas
7. Membelah laut merah
Nabi Musa terus berupaya menunjukkan kekuasaan Allah terhadap kaum Firaun. Kemudian, Musa dan pengikutnya melarikan diri hingga dikejar-kejar oleh Firaun serta pengikutnya.
Ketika di laut merah, tongkatnya bisa membelah lautan sehingga ada jalan kering untuk dilewati oleh Musa. Sementara Firaun yang baru melewati setengah jalan itu langsung ditelan ombak.
8. Menghukum Fir'aun dengan hujan lebat
Firaun dan para pengikutnya sangat sombong dan tidak mau mengakui Allah. Oleh karena itu, melalui mukjizat Nabi Musa, Allah menurunkan hujan lebat serta wabah sebagai hukumannya.
9. Mengubah harta Firaun menjadi batu
Nabi Musa pernah berdoa kepada Allah untuk memusnahkan harta milik Raja Firaun.
Kisah Awal Mula Nabi Musa pada Masa Fir'aun
Beberapa saat sebelum Nabi Musa (AS) lahir, Fir'aun diberitahu bahwa seorang anak laki-laki dari Bani Israil akan segera lahir dan kerajaan Fir'aun akan dihancurkan.
Mendengar ini, raja yang kejam itu memerintahkan prajuritnya agar setiap anak laki-laki yang lahir dari Bani Israil harus dibunuh.
Para prajurit Fir'aun secara berkala menggeledah rumah-rumah Bani Israil untuk melaksanakan perintah Firaun.
Ibu Musa (AS) telah menyiapkan rencana untuk menghindari pasukan Fir'aun. Ketika dia mendengar pendekatan tentara, dia membawa Musa (AS) keluar dengan keranjangnya dan menempatkannya di sungai Nil di belakang rumahnya.
Keranjang tempat Nabi Musa (AS) dimasukkan oleh ibunya melayang menuju istana Fir'aun yang kemudian diadopsi oleh Aasiya, istri dari raja.
Bayi itu menolak susu dari semua wanita yang datang untuk memberinya makan, kecuali ibunya sendiri. Dengan cara ini, Allah SWT mempertemukan kembali ibu dan anak di istana Fir'aun yang merupakan musuh terbesar putranya.