Sonora.ID - Emotional meltdown, atau sering disebut sebagai kehancuran emosional, adalah pengalaman di mana seseorang kehilangan kendali atas emosinya secara mendadak.
Hal ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk saat sedang stres, tertekan, atau merasa terlalu dibanjiri oleh emosi yang kuat.
Pada ulasan ini kita akan membahas tentang emotional meltdown, termasuk penyebabnya, tanda-tandanya, serta strategi untuk mengelola dan menyembuhkan diri setelah mengalami ledakan emosi.
Emotional meltdown dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Stres berkepanjangan
Tekanan dan tuntutan hidup yang terus menerus dapat mempengaruhi keseimbangan emosional seseorang.
2. Trauma
Pengalaman traumatis masa lalu yang tidak terselesaikan atau terkait dengan situasi tertentu dapat memicu ledakan emosi.
Baca Juga: Bisa Beli Skin dan Sticker, Ini Cara Top Up Diamond ML di DANA
3. Gangguan mental
Beberapa gangguan seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau gangguan stres pasca-trauma dapat meningkatkan risiko terjadinya emotional meltdown.
4. Ketidakmampuan mengelola emosi
Kurangnya keterampilan dalam mengelola emosi dan mengatasi stres dapat memperburuk kemungkinan terjadinya emotional meltdown.
Tanda-tanda Emotional Meltdown
Tanda-tanda yang mungkin muncul saat mengalami emotional meltdown antara lain:
- Merasa kehilangan kendali atas emosi
- Reaksi berlebihan terhadap situasi sehari-hari
- Munculnya perasaan cemas, marah, atau sedih yang intens
- Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
- Gejala fisik seperti jantung berdebar, gemetar, atau napas tersengal-sengal.
Baca Juga: Wajib Tahu, Cara Mengelola Stress yang Baik Tanpa Emotional Eating
Mengelola Emotional Meltdown
1. Kesadaran diri
Mengenali tanda-tanda dan gejala-gejala saat emosi mulai meningkat dapat membantu menghindari ledakan emosi yang lebih besar.
2. Hentikan aktivitas
Jika mungkin, berhenti sejenak dari situasi yang memicu ledakan emosi. Ambil waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri.
3. Bernapas dalam-dalam
Melakukan teknik pernapasan dalam-dalam dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi intensitas emosi yang dirasakan.
4. Mengekspresikan emosi dengan sehat
Cari cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi, seperti menulis jurnal, berbicara dengan teman dekat, atau berpartisipasi dalam aktivitas fisik.
5. Menetapkan batasan
Belajar mengatakan "tidak" dan menetapkan batasan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi stres dan mencegah terjadinya kelebihan tunt.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News