"Tidak ada yang tahu maksud daripada itu kecuali Allah, para ulama hanya menyebutkan hikmahnya, menduga-duga," papar Buya Yahya.
Pengulangan tersebut merupakan hak prerogatif Allah tentang apa yang ingin disampaikan oleh-Nya, bukan karena Allah kehabisan kata.
"Ada kalimat dalam Al-Quran diulang-ulang itu ada maksud, tidak ada kalimat terulang secara sesungguhnya bukan Allah kehabisan kalimat, bukan Allah kehabisan kata," lanjutnya kemudian.
Ulama hanya berusaha memahami kalimat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban tersebut dengan hikmah.
Baca Juga: Doa Kebaikan Dunia Akhirat atau Sapu Jagat Lengkap dengan Arti
Jadi, kendati tidak dapat memahami maksud mutlak Allah SWT, kita bisa mengambil hikmah dari ayat tersebut.
Hikmahnya yakni agar manusia tidak mengingkari nikmat yang telah Allah beri.
Pasalnya, sebagai manusia biasa, kita dipastikan tidak mampu banyaknya nikmat yang telah kita dapatkan sebab jumlahnya tak terhingga.
Melalui kalimat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban dan surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa limpahan nikmat-Nya bersifat Ar-Rahman atau Yang Maha Pengasih.
Dengan begitu, setelah memahami makna dan arti fabiayyi ala irobbikuma tukadziban, diharapkan kita senantiasa menjadi umat Allah yang selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat.