Sonora.ID - Berikut ulasan selengkapnya mengenai "Sejarah Candi Borobudur di Indonesia yang Tak Banyak Diketahui".
Sejarah candi Borobudur adalah sesuatu yang sejatinya menjadi pengetahuan umum yang perlu diketahui oleh masyarakat luas.
Secara umum Candi Borobudur merupakan salah satu dari sekian banyak ikon pariwisata di Indonesia.
Candi peninggalan Buddha erbesar di dunia ini cukup banyak dikenal oleh wisatawan manca negara atau pun local.
Candi Borobudur terletak dikawasan Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Adapun lokasinya berjarak antara 17 km dai pusat kota Magelang dan 40 km dari kota Yogyakarya.
Candi ini dibangun pada masa kejayaan Dinasti Sailendra tepatnya pada sekitar 780-840 Masehi.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Tebing Longsor di Jalur Solo-Selo-Borobudur
Candi Borobudur adalah sebuah lokasi yang dianggap suci dan sacral bagi masyarakat Buddha yang menggambarkan agar manusia jauh dari nafsu dunia dan menuju pencerahan serta kebijaksanaan.
Kala itu Candi Borbudur ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 yang ada pada kepemimpinan Sir Thomas Stanford Raffles.
Adapun dua candi terdekat yang ditemukan di sekitar Borobudur adalah Candi Pawon dan Candi Mendut.
Gaya bangunan Borobudur dibentuk dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta pada kepercayaan agama Buddha.
Struktur bangunan candi berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran.
Bangunan Candi Borobudur terdiri dari 3 zona yang menggambarkan tiap Siklus kehidupan manusia.
Kawasan Candi Borobudur termasuk salah satu momumen agama Buddha terbesar di dunia.
Candi ini memiliki 504 patung Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.
Bagian-bagian dari Candir Borobudur
Zona 1: Kamadhatu
Kamadhatu mencerminkan sebuah alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia saat ini.
Pada zona Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat.
Pada Kamadhatu dosa serta sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah tergambarkan.
Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Tebing Longsor di Jalur Solo-Selo-Borobudur
Zona 2: Rupadhatu
Rupadhatu mengisahkan sebuah alam peralihan, di mana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia.
Secara keseluruhan ada 328 patung Budda, Rapadhatu terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung buddha.
Menurut manuskrip Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana.
Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.
Zona 3: Arupadhatu
Arupadhatu adalah sebuah zona yang mengisahkan mengenai alam tertinggi, rumah Tuhan atau Nirwana.
Bangunan ini terdiri dari tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia.
Pada bagian ini tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.
Serambi pada bagian ini terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi.
Terdapat 72 stupa secara keseluruhan. Stupa terbesar yang berada di tengah tidak setinggi versi aslinya yang memiliki tinggi 42m di atas tanah dengan diameter 9.9m.
Baca Juga: 5 Candi Terbesar di Indonesia, Ada Borobudur Hingga Prambanan