Lagu ini biasanya digunakan untuk mengiringi tari Indang. Dimana tari Indang ini juga merupakan salah satu tarian asal Sumatera Barat.
Baca Juga: Kabupaten Pasaman Sumbar Dukung Gerakan Literasi Masyarakat.
Awalnya tari dan lagu tersebut digunakan sebagai sarana untuk dakwah agama Islam serta dimainkan setelah para pemuda dan pemudi kembali dari surau. Akan tetapi, untuk saat ini karena terjadi beberapa perubahan, makna dari lagu dan tarian ini berubah fungsi menjadi suatu hiburan masyarakat.
Saat ini, lagu maupun tarian akan dimainkan pada beberapa acara formal seperti perpisahan sekolah, hari besar Islam serta penyambutan tamu terhormat.
3. Malam Bainai
Malam malam baiko yo mamak
Malam malam bainai yo sayang
Anak daro yo mamak
Jo mara pulai
Pasumandannyo banyak yo mamak
Manatiang-natiang piring yo sayang
Sambanyo lamak yo mamak
Patai jo jariang
Malam malam kaduo yo mamak
Malam malam bajapuik yo sayang
Anak daro yo mamak
Jo mara pulai
Malam malam katigo yo mamak
Malam malam katangah yo sayang
Anak daro yo mamak
Jo mara pulai
Cincin-cincin dicabuik yo mamak
Dijari-jari manih yo sayang
Marapulai galak yo mamak
Anak daro managih
Makna:
Lagu dari daerah Sumatera Barat yang berikutnya adalah berjudul Malam Bainai. Maksud dari Malam Bainai ini merupakan suatu tradisi yang ada di dalam masyarakat Minangkabau. Dimana pengantin wanita akan menjalani masa Bainai pada malam hari sebelum hari resepsi pernikahan tiba.
Sedangkan untuk Bainai sendiri adalah suatu kegiatan mengecat kuku dengan bunga berwarna merah yang sebelumnya ditumbuh terlebih dahulu lalu ditaburkan ke bagian kuku dan dibiarkan hingga hari esok pagi tiba. Lagu ini mengambil tema yang begitu ceria, membahagiakan, dan juga rasa senang karena pada dasarnya lagu ini tentang pernikahan.
Saat ini, lagu maupun tarian akan dimainkan pada beberapa acara formal seperti perpisahan sekolah, hari besar Islam serta penyambutan tamu terhormat.